"Silahkan mengutip sebagian atau seluruh tulisan di blog ini dengan SYARAT mencantumkan penaripena.blogspot.com"

Ini yang Pertama

Ketika untuk petamakali
Bayangannya menembus retina alam mimpi
Segumpal daging dalam dada bebisik lirih
Diakah karunia Sang Pencipta untuk menemani dunia akhiratku
Dan menolong di hadapan Mizan-Nya
Serta membimbingku ketika hendak meniti jembatan Sirootholmustaqim.

Kesederhanaan rasa
Muncul begitu tiba-tiba
Diiringi murotal kebahagiaan
Yang jarang menghampiriku sebelumnya

Apakah Jasad itu merupakan jawaban
Bagi setiap doa yang selama ini setia terucapkan
Ataukah dia hanya jelmaan fatamorgana air
Yang menari di hamparan Sahara

Mungkinkah ter-relakan
Jemari sucinya menyentuh bahu manusia
Yang sedang mencinta jiwa dengan kata
untuk melukiskan perasaan
Yang sedang bersenyawa denganku karenanya.

’Ku tak memiliki bahasa atau kata
Yang tersisa hanya seribu satu do’a
Yang diutus untuk dapat menggambarkan
Suasana jiwa-jiwa putih ini pada siluet hatinya
Dan membenamkan setetes diriku dalam samudera dirinya
Serta menjatuhkan sebutir debuku dalam gurun tak terhingganya

Para sahabat mendengar apa yang aku katakan
Setiap manusia mendengar apa yang aku katakan
Yang basah dan yang kering mendengar apa yang aku katakan
Semua yang gerak dan yang diam mendengar apa yang aku katakan
Tapi... mungkinkah dia mendengarkan apa yang tidak aku katakan

Dia membawa pemahaman dalam kedekatan
Membuatkan pesona surgawi
Sampai segala yang ingin aku ungkapkan tak menemukan kata dan suara
Karena dia begitu khusus untukku

Banyaknya putih salju pengharapan yang menghujaniku
Tak terlewati jumlah helaan nafas seumur bumi

(Purwokerto 22 03 09 17 53, beliau datang menemuiki dengan mempersembahkan hadiah yang sederhana, memenuhi separuh bilik hatiku dengan sedekahnya.Semoga para Malaikat penjaga bunga tidur berkenan merekamkan semua ini dalam relung hatinya, biarkan ia menjadi kesaksian)

Read More...

Hanya Hari Ini!

Aku terlahirkn dihari ini,
Dan diberi kehidupan hanya untuk hari ini,
Karena akupun akan mati hari ini juga,
Maka setiap menit kuhabiskan laksana ratusan bulan,
Dan setiap detiknya kulewati laksana ribuan minggu,
Karena aku inngin mempersembahkan apapun yang terindah dihari ini.

Puwokerto, 20 03 09 08 15 (mencoba mempersiapkan perjalanan menyongsong keabadian)

Read More...

Maaf!

Untuk yang Pertama,
Kedua,
Dan yang terakhir,
Maaf!
Kalian sudah menjadi berkas-berkas masa laluku,
Yang harus kulipat,
Dan takkan pernah kulihat kembali,
Kalian akan kututup rapat-rapat,
Kusimpan didalam ruang ‘Penglupaan’
Kuikat dengan tali yang kuat,
Kuasingkan dalam penjara ‘Pengacuhan’,
Kuletakkan dalam ruang gelap,
Yang takkan pernah tertembus cahaya,
Sekali lagi,
Maaf!
Aku takkan pernah hidup dalam mimpi buruk masa lalu,
Atau dibawah payung gelap masa silam,
Karena tak mungkin aku bisa mengembalikan masa itu,
Seperti halnya ku tak bisa mengembalikan air sungai ke hulu,
Atau matahari ketempatnya terbit,
Atau seorok bayi keperut ibunya,
Atau air mata kedalam kelopaknya.

Purwokerto, 18 03 09 16 57 (Tegaku lahir karena ketegaan kalian)

Read More...

sekali-kali puisi ga berjudul ga papa kan! atau emang ini judulnya...

Kutanamkan didalamnya mutiara,
Hingga tiba saatnya ia dapat
Menyinari tanpa mentari
Dan berjalan dimalam hari tanpa rembulan
Karena kedua matanya ibarat sihir
Dan keningnya laksana pedang buatan india
Milik Allah-lah setiap bulu mata, leher dan kulit yang indah mempesona.

‘Aidh Al-Qarni.
Purwokerto, 18 03 09 08 00.

Read More...

Penawaran Menarik Untuk Anda!

Untuk para pengunjung penaripena yang budiman, sebagai bentuk penghormatan pada kesetiaan anda semua mengunjungi rumah saya ini, maka saya mau mengajukan sebuah penawaran yang insya Allah menarik, langsung saja ya!

Begini… yang pertama saya punya gundukan emas sebesar gunung Slamet Purwokerto (Tinggi 3.432 m dpl), saya berencana untuk menukarkannya dengan kedua penglihatan mata anda yang bersedia, cuma fungsi penglihatannya saja kok, tidak dengan bola matanya kok.

Yang kedua, saya bermaksud menukarkan perak yang jika ditakar akan sebesar sepuluh kali luas lapangan sepakbola Senayan Jakarta dengan kedua pendengaran anda yang bersedia, hanya fungsi pendengarannya saja, tidak dengan daun telinganya kok.

Ketiga, saya memiliki hamparan beribu hektar mutiara yang saya timbun di dasar samudera segitiga bermuda (konon katanya tempat tertimbunnya kerajaan Nabi Sulaeman as) yang dijaga oleh ratusan ribu Jin, jika ada yang bersedia memberikan fungsi cakapnya/bicaranya, maka saya akan mengizinkan anda untuk mengambil mutiara itu sebanyak yang anda mau, hanya fungsi bicaranya saja, tidak dengan lidahnya kok.

Keempat, saya punya istana megah sebanding dengan sepuluh kali megahnya Taz Mahal di India sana, istana itu tertimbun dibawah Gurun Sahara, namun jika mau, kapan saja bisa saya mengangkatnya keatas, jika ada yang berminat menukarkan kedua fungsi berjalan dari kakinya, saya akan memberikan istana itu beserta isinya, bahkan pelayan-pelayannya yang cantik nan jelitapun akan saya sertakan dengan paket barter fungsi kaki anda, Cuma fungsinya saja, tidak dengan kakinya kok.

Itulah beberapa penawaran menarik dari saya untuk anda, jika ada yang berminat, silahkan tinggalkan di posting komentar berupa contact person baik itu nomor hp, email, atau alamat rumah sekalian sehingga transaksi kita bisa berjalan dengan lancar.

Mungkin anda akan berfikir saya cuma ngibul? Darimana pula saya dapat semua kekayaan itu? Begitukan pikiran anda? Ah… jawabnya simpel aja, beberapa jam yang lalu saya kedatangan saudagar kaya dari Persia, milyuner dari Rusia, raja minyak dari Saudi Arabia, dan Penguasa lautan dari Segitiga Bermuda, dari merekalah saya mendapatkan semua kekayaan itu beberapa jam yang lalu dengan membarterkan fungsi mata, fungsi telinga, fungsi bicara dan fungsi kaki dengan semua harta kekayaan yang saya tawarkan diatas, dan baru beberapa jam saya kehilangan anugerah-anugerah Tuhan yang jarang saya syukuri bahkan jarang saya sadari, saya merasakan kehilangan yang sangat dan kesia-siaan yang besar dalam penyesalan atas harta-harta itu semua, ternyata fungsi-fungsi organ yang diberikan cuma-cuma oleh Tuhan, jauh… jauh… lebih mahal dari itu semua (bagi saya lho, tak tau bagi anda!).
Segitu saja penawaran menarik dari saya, selamat berfikir atau mungkin bermusyawarah dahulu dengan keluarga, jangan tunda-tunda penawaran dari saya ini, keburu ada yang menyerobot!

Purwokerto 18 03 09 09 05. (sekedar untuk menampar aku yang masih belum ataupun seringnya lupa untuk sekedar mengucap “TERIMAKASIH TUHAN…”, padahal Dia telah memperingatkan: “Dan, pada dirimu sendiri. Maka, apakah kamu tidak memperhatikan.” QS. Adz-Dzariyat: 21 dan “Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya.” QS. An-Nahl: 83)

Read More...

Mataku Terbakar Air Mata

Mimpiku telah terkoyak
Dan napas terakhir hidupku kian sesak
Hatiku sekarat
Dan mataku terbakar air mata.

By Gibran, new york 1948

Read More...

Siapakah engkau?

Siapakah engkau,
Yang terasa amat dekat denganku,
Namun tak tampak oleh mataku,
Yang memisahkan gundah dari dadaku,
Yang membawa ketenangan dari siksa masa lalu,
Yang susah terlupakan?

Purwokerto, 15 03 09 06 51

Read More...

kenapa aku

By: Sashca
Tak pernah aku mengerti mengapa aku
ketika seorang wanita bertanya padaku
Dan apabila sebuah data tak failed terbuang olehku

Kenapa aku?

Berjuang dalam waktu sempit
Berlari dengan kecepatan melebihi kuda
Mencintai yang tak pernah dicintai

Sebuah panggung mementaskan aku
Pembohong itu menunjuk aku sebagai lakonnya

Kenapa aku?

Ketika sebuah rasa tak kunjung datang
Doa ibupun tak lagi ampuh

Kenapa aku?

Masakkan paling enakpun tak lagi ada
Aku aku aku
Akuakuaku

A kua kua ku

Ukaukauka

U kau kau ka

Kenapa aku?

Bosan !!!

Read More...

Ada Sayembara Penulisan Puisi Nabi SAW

untuk memperingati maulid Nabi Muhammad SAW, ada sayembara puisi yang diselenggarakan oleh rindurasulku.blogspot.com silahkan simak dan ikutilah, selamat berjuang!!!

Read More...

Mas Gerry Melahirkan Bayi Perempuan

Keringatku keluar dari setiap pori yang bersemayam dikulitku, urat-urat dikepala dan leherku timbul tenggelam memperlihatkan diri mereka, gerah yang tak kepayang tak henti meggerayang, dan yang paling menyakitkan… mules… perutku sakit tiada tara.
“Uaaah….. huh… huh… huh…”
Aku menghela nafas yang panjang, menghimpunkan tenaga yang masih tersisa.
“Uaaah….. huh… huh… huh…”
“Uaaah….. huh… huh… huh…”
Perutku semakin sakit, sesuatu dari dalam terus memaksa untuk keluar tapi tak jua keluar.
“Uaaah….. huh… huh… huh…”
“Tarik nafasnya mas Gerry… ya bagus….! Keluarkan pelan-pelan dari mulut… bagus…! ulangi lagi… mas!”
Aku berusaha sekuat tenaga mengikuti instruksi dari bidan Hindani yang sedang mencoba membantu persalinan untuk anak pertamaku.
“Uaaah….. huh… huh… huh…”
Aku kembali mendengaus dan aku semakin lemas dalam siksaan perut yang teramat sakit, terutama dibagian gerbangku.
“Terus dorong mas Gerry, sedikit lagi… lihat! Sedikit lagi…”
Bidan Hindani terus membimbingku.
“Satu… dua… tiga… dorooong…!!!”
“Uaaah….. huh… huh… huh…”
Saking sakitnya menahan sakitnya sakit, tak terasa air mataku meleleh membasahi pipi, bunda yang sedari tadi melihatku sambil tak henti membaca do’a untuk anaknya ini mengelap air mata itu, iapun terlihat berkaca-kaca, sabarlah sayangku… aku bisa merasakan perjuangan antara hidup dan mati yang engkau rasakan, tapi percayalah engkau pasti bisa melewatinya, jikapun tidak, Allah sudah menyiapkan gelar syuhada untukmu dengan surga sebagai janji-Nya.
Bisikkan bundaku benar-benar memberiku kekuatan bumi dan langit, aku menghela nafas panjang, menghimpun tenaga dan….
“Uaaah….. huh… huh… huh…”
Menghela nafas panjang, menghimpun tenaga dan…
“Uaaah….. huh… huh… huh…”
Kepala bayiku kurasakan semakin dekat dengan ujung gerbang, aku kembali Menghela nafas panjang, menghimpun tenaga dan…
“Uaaah….. huh… huh… hu…”
Menghela nafas panjang, menghimpun tenaga dan…
“Uaaah….. huh… huh… hu…”
“Bu… sakit sekali bu… periiih… kenapa tak keluar juga…???”
Bundaku dan Bidan Menatapku.
“Terus berusaha!”
Ucap Bidan Handani.
“Terus Berdo’a!”
Ucap Bundaku.
Menghela nafas panjang, menghimpun tenaga dan…
“Uaaah….. huh… huh… huh…”
Aku sudah benar-benar kelelahan setengah mati, tenaga seolah tak bersisa, pandangan mataku sudah mulai kabur, nafasku memendek.
“Jangan menyerah mas Gerry! Ayo sedikit lagi! Putra pertamamu sudah tak sabar ingin bertemu dengan ayah yang mengandung dan melahirkannya!”
Suntikan semangat dari bidan Hindani memberiku sedikit tenaga.
Aku menghela nafas panjang, menghimpun tenaga dan…
“Uaaah….. huh… huh… huh…”
Nafasku tersenggal-senggal hebat. Sakit, ngilu, perih, nyeri, lemas.
Masih juga belum keluar, ada yang salah… ya ada yang keliru gumam hatiku, harus kuganti peganganku, aku berjuang bukan dengan Uaaah….. huh… huh… huh… tapi aku berjuang untuk anak pertamaku dengan Allah….
Aku menghela nafas panjang, menghimpun tenaga dan…
“Allah…. Allaah… Allaaah….”
Nafasku tersenggal-senggal hebat. Sakit, ngilu, perih, nyeri, lemas.
Aku menghela nafas panjang, menghimpun tenaga dan…
“Allah…. Allaah… Allaaah….”
Nafasku tersenggal-senggal hebat. Sakit, ngilu, perih, nyeri, lemas.
Aku merasakan sesuatu cairan keluar dari gerbang.
“Ayo mas Gerry, pelumas beningnya sudah keluar! Terus dorong, tinggal sedikit lagi!”
Aku menghela nafas panjang, menghimpun tenaga dan…
“Allah…. Allaah… Allaaah….”
Nafasku tersenggal-senggal hebat. Sakit, ngilu, perih, nyeri, lemas.
Aku merasakan kesakitan yang luar biasa akibat desakan dari dalam rahimku, sesuatu seperti kurasakan tersobek dengan kodrat-Nya sebagai gergang kehidupan bagi generasi umat Muhammad yang semoga semakin memberatkan kalimat Laa ilaaha Ilallah diatas muka bumi.
“Terus mas Gerry, pelumasnya sudah memerah, sedikit lagi… tinggal sedikit lagi… dorong mas Gerry… dorong sekuat tenaga…”
Bidan Hindani terus memberikan interuksi. Ya Allah… lihatlah hamba-Mu ini sedang kepayahan di jurang kematian, dengan Nama Pengasihmu, dengan Nama Penyayang-Mu, aku serahkan seluruh urusanku dan urusan anakku. Setelah aku sejenak dapat berdialog dengan Illahi di dalam hati, akupun mengeluarkan seluruh kemampuanku untuk mendorong, menekan dan memaksakan isi rahimku untuk keluar.
“Aku menghela nafas panjang, menghimpun tenaga dan…
“Ya Allah…. Ya Rabbi… Allahu Akbar….!!!”
Sakitku memuncak, ngiluku memuncak, perihku memundak, nyeriku memuncak, lemasku memuncak. Semua kepayahan yang kurasakan sudah memuncak.
Sesuatu bergerak cepat dari dalam melewati gerbang disusul dengan tumpahnya air yang kurasakan hangat membasuh gerbangku yang perih terobek.
“Ea… ea… ea…”
Suara tangisan bayi yang nyaring dan kencang seketika membahana memenuhi seisi ruang.
“Alhamdulillah…”
Ibuku tak henti-henti mengucapkan syukur, bidan Hindani menggunting sesuatu, dan menggendong bayi itu menjauh, mungkin untuk dibersihkan.
“Bayiku… bayiku…”
Suaraku lemah tak bertenaga, nafasku kali ini tidak tersenggal pandanganku mulai membiru, mataku mulai menutup sedikit-demi sedikit.
“Bayiku… bayiku…”
Suaraku kembali berbunyi lirih tak bertenaga.
“Bu bidan… bu… cepat bawa bayinya kesini!”
Ibuku setengah berteriak meminta bidan Hindani membawa bayi itu, iapun segera datang dengan bayi yang sudah diselimuti kain hangat.
Bayi itu masih menangis hebat,
Bayi itu didekatkan kearah wajahku,
“Bayinya perempuan!”
Bidan hindani lembut berbisik ditlingaku,
Bayiku masih menangis hebat.
Mataku semakin menggelap,
Mataku tak bisa melihat apa-apa lagi selain gelap,
Mataku tertutup sempurna,
Nafasku melemah,
Nafasku berhenti,
Paru-paruku melemah,
Paru-paruku berhenti,
Jantungku melemah,
Jantungku berhenti,
Aku… berhenti…
Rohku perlahan naik keatas, bisa kusaksaikan ibuku mengeluarkan tangisan setelah berucap innalillahi wa inna ilaihi roj’iun.
Dan…
Anakku seketika berhenti dari tangis hebatnya.
Ia menatapku…
Ia menyaksikan pemanggilanku…
Ia…
Menjadi menyandang gelar yatim dihari pertamanya menghirup udara Bumi.


Purwokerto,10 03 09 08 04. (He… he… bingung ya dengan tokohnya? Kok dipanggil mas Gerry? Mas itu kan identiknya sama laki-laki? Kenapa pula laki-laki melahirkan? Ah… tokoh dalam cerita ini tidaklah penting, yang penting adalah bagaimana kita bisa menghargai dan berbakti kepada siapapun wanita yang merelakan gerbangnya robek kuat dan terkadang ada yang sampai wafat sebagai syahida. Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada nama tokoh ataupun alur yang serupa, itu hanya kebetulan semata, karena… he… he… aku masih hidup sampai detik aku poostingkan tulisan ini, aku tidak hamil karena aku adalah… ya aku! Mohon maaf, karena aku belum pernah melahirkan pun melihat orang yang melahirkan, sehingga penggambaranku tidak sedramatis dan segetir aslinya ketika seorang calon ibu atau yang sudah menjadi ibu berjuang diantara hidup dan mati untuk mengeluarkan bayi dari rahim suci. Kubaktikan tulisanku untuk seluruh ibu dimanapun kalian berada!”

Read More...

Pelajaran 3 Madrasah Pena

Ketemu lagi di madrasah pena, kini kita akan beranjak pada pelajaran 3, maaf madrasah pena terlalu lama bersembunyi di penaripena.

Adakah sesuatu yang menghalangi jalanmu menulis? Begini cara menemukannya:
1. buatlah daftar yang mencegahmu menuliskan keinginanmu, mencegahmu menulis dengan cara yang kamu inginkan, dan mencegahmu menulis pada saat kamu menginginkannya (misalnya, “tidak ada waktu” atau “saya terlalu sibuk”, atau “saya sedang malas sekarang”).

2. bayangkan alasan-alasan ini sebagai hewan-hewan yang menjengkelkan. Mahluk apa yang kamu lihat? Seekor kelinci putih yang selalu terlambat berlari? Seekor lebah yang selalu sibuk? Seekor kungkang yang bergelantung dipohon? Mengapa hewan-hewan ini bertingkah seperti itu? Hewan manakah yang paling mewakili penghambat kreativitasmu?

3. tanyakan pada diri sendiri bagaimana cara memelihara hewan-hewan ini dengan baik agar dia tidak lagi menghalangi jalanmu. Apa makanannya? Dimana tidurnya? Kamu bahkan bisa menggambarnya, mengguntingnya dan menyimpannya bersama dengan gagasan menulismu (membayangkannya sebagai “binatang kesayangan yang menjengkelkan”) setiap kamu mendapati diri memakai alasan lama yang sama, tarik keluar binatang kesayangamu dan cari tahu apa kebutuhannya, kemudian uruslah, maka kamu dapat menulis.

Hanya Sekedar Contoh:
Daftar pencegah keinginan menulisku:
1. Malas
2. Ga ada ide
3. Capek
4. tidak percaya diri
Alasan-alasan yang menghambat kelincahan tarian penaku dalam menulis itu aku ibaratkan sebagai ular Pithon dengan panjang enam meter.

Converted:
Binatang yang menghambat tarian penaku adalah seekor ular Pithon dengan panjang sampai enam meter, kereeen ya! Sekilas memang begitu, memililki ular Pithon sepanjang enam meter yang hanya datang mengganggu ketika dalam hati terbisik keinginan untuk mengangkat pena atau sekedar nemekan-nekan tombol di atas keyboard. Memang dia tidak pernah menggigitku, tidak pernah melilitku apalagi hingga menelanku, tapi ketika aku mengangkat pena dan dalam hatiku berbisik ucapan “Duh… males nulis euy!” seketika itu juga siPithon langsung melahap penaku pun kertasku juga, setelah menelannya dia tersenyum padaku dan menjilat pipiku dengan lidahnya yang terjulur keluar.
Ketika aku akan menekan tombol-tombol keyboard dan dalam pikiranku terlahir sugesti “Aku tak punya ide neeh…” seketika itu juga si Pithon membelit laptopku dengan tubuh panjang berotot kuatnya hingga laptopku remuk takberbentuk.
Ketika aku mengucapkan capek sebelum atau sedang menulis, maka seketika itu siPithon pasti ngiler diatas kertasku hingga kertas itu menjadi tak berguna karena rusak tercuci ilernya.
Ketika aku merasa “Tulisanku kok gini-gini amat, jijik, jelek, ga mutu, de el el…” maka seketika itujuga si Pithon menggigit karya penaku dan membawanya pergi tanpa permisi, dan dia kembali dengan wajah yang begitu berseri.
Sebenarnya apa yang kau inginkan wahai Pithonku? Adalah ku ini sahabat ataukah musuhku? Atau mungkin musuh yang harus kujadikan sahabat? Atau kau ini sahabat yang harus aku musuhi? Ah… daripada pusing-pusing nyari jawabannya pada siPithon yang tak kumengerti bahasanya mendingan rasa malas itu kupoles menjadi semangat, ngerasa ga da ide kurubah menjadi optimisme, capek kukesampingkan, kaggak pede kukebumikan, hasilnya…?
Ternyata sekarang baru kusadari ternyata siPithon itu indah juga jika diperlakukan dengan semestinya, tihatlah… sisiknya mengkilap terang, taringnya putih bersih dan ilernya ternyata juga harum, setiap kali aku menarikan penaku tanpa empat masalah yang sering menghambat, siPithon selalu tersenyum menemani disampingku hingga tarian satu penaku mewujug berjuta karya. I luv u Pithonku!


Purwokerto 10 03 09 07 28.

Read More...

Moga Bunda Disayang Allah

Judul Buku : MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH
Penulis : Tere-Liye
Penerbit : Republika

“Gelap! Melati hanya melihar gelap.
Hitam. Kosong. Tak ada warna…
Senyap! Melati hannya mendengar senyap.
Sepi. Sendiri. Tak ada nada…”

Diangkat dari salah-satu kisah nyata paling mengharukan.
Ditulis kembali dari salah-satu film terbaik sepanjang masa.

Apa kata mereka:
“Buku ini akan membuat anda lebih mencintai Allah dan hamba-hamba-Nya.
Jangan menjadi orang yang merugi
Karena tidak mendapatkan
‘ilmu dari buku ini”
Ratih Sang, Penulis buku “kerudung praktis”

“Dengan gaya bahasa yang unik
Dan sarat makna, novel ini kembali
Mengingatkan kita pada kunci meraih
Kebahagiaan, yaitu… ikhlas,
Sabar, dan syukur…”
Cut Putri, Perekam peristiwa Tsunami Aceh 2004)

Read More...

Aku membenci sifatnya bukan dirinya

Aku membenci sifatnya bukan pada dirinya
Seperti bencinya aku pada nistaku bukan pada diriku
Egoisnya, membengis
Emosionalnya, mengental
Tak bisa sabarnya, menebar
Tak bisa mengertinya, menjadi-jadi
Besar katanya, membahana
Besar kepalanya, meraja
Betapa nistanya aku
Seperti nistanya kelakuan dia
Ya Rabb, jika aku salah aku sungguh memohon ampunan-Mu
Jika aku benar, aku mohonkan taufik dan hidayah-Mu untuknya
Ya Rabb, jika hari ini aku banyak berbuat dosa,
Maka maaf-Mu lebih aku harapkan daripada murka dan azab-Mu
Ya Rabb, jika hari ini aku banyak berbuat baik,
Maka ridha-Mu lebih aku harapkan daripada riya dan sombongku.
Hanya kepada-Mu aku mencurahkan hati
Dan hanya kepada-Mu aku meminta solusi.

Garoet, 03 02 09 20 12

Read More...

Wahai Engkau Sungguh Aku Tanpa-Mu

Wahai Engkau yang memberikanku perlindungan dari goda mereka yang terkutuk,
Sungguh aku berkata dengan menyebut nama-Mu ,
Wahai Engkau Yang Maha Pengasih,
Sungguh aku mengadukan keadaanku atas nama keMahaPengasihan-Mu,
Wahai Engkau Yang Maha Penyayang,
Sungguh aku menyerahkan segala kelemahanku atas nama keMahaPenyayangan-Mu,
Wahai Engkau Yang Memelihara setiap hentakan jantungku,
Sungguh mereka telah menjahatiku,
Wahai Engkau Yang Menguasai semua hela nafasku,
Sungguh mereka telah membisikiku dari tempat yang tersembunyi dariku,
Wahai Engkau Yang Merajai seluruh tubuhku,
Sungguh mereka telah membisikkan kejahatan kedalam dadaku,
Wahai Engkau yang menjadi satu-satunya Sembahanku,
Sungguh mereka itu dari golongan jin dan manusia.
Wahai Engkau, kuminta lindungan-Mu untuk seluruh keadaanku
Sungguh aku payah tanpa-Mu
Wahai Engkau, kuminta lindungan-Mu untuk seluruh kelemahanku
Sungguh aku lemah tanpa-Mu
Wahai Engkau, kuminta lindungan-Mu untuk seluruh hentakan jantungku
Sungguh aku tak berdaya tanpa-Mu
Wahai Engkau, kuminta lindungan-Mu untuk seluruh hela nafasku
Sungguh aku sesak tanpa-Mu
Wahai Engkau, kuminta lindungan-Mu untuk seluruh tubuhku
Sungguh hanya pada-Mu aku menyembah dan memohon perlindungan.

Garoet, 28 02 09 18 12

Read More...

Aku merindukan aksi kerakusan kalian wahai para koruptor!

“Sepi… tidak menarik… membosankan…”

“Setiap hari berita yang ditayangkan televisi dan dicetak di koran-koran hanyalah seputar dunia sepakbola, keberhasilan timnas indonesia mengawinkan trophi Piala AFF dengan Piala Asia, dan yang paling hangat adalah lolosnya Timnas Merah Putih menembus babak final Piala Dunia 2132 sebelum akhirnya kalah dari tuan rumah Italy melalui babak adu penalty.”

“Sepi… tidak menarik… membosankan…”

“Besok di jakarta yang selama satu abad ini tak pernah dilanda banjir lagi akan mengadakan peringatan keseratus tahunnya pembubaran Komisi Pemberantasan Korupsi atau yang lebih familiar dipanggil KPK, dan peringatan keseratus dua tahun kosongnya berkas-berkas KPK dalam penyidikan korupsi karena semua pelaku birokrasi dari mulai tingkat pejabat pusat hingga pejabat RT/RW sudah 100% jujur dan amanah.”

“Aku merindukan aksi kerakusan kalian wahai para koruptor!”

Read More...