"Silahkan mengutip sebagian atau seluruh tulisan di blog ini dengan SYARAT mencantumkan penaripena.blogspot.com"

Aku Lelah Menjadi Pemuja Cinta

Purwokerto, 18 Oktober 2008
Atas Nama Murid_Penantian

Aku lelah menjadi pemuja cinta
Karena cinta tidak pernah sekalipun menjelma dalam lembaran asa
Padahal telah ku sampahkan diriku untuk mengais mutiara rasa
Kuminum amis darahku untuk menyegarkan bahasa cinta yang terkungkung dalam dahaga fatamorgana

Sakit dan ngilu hati sudah terlalu jauh menggerogoti tulang sumsum
Membuatku terpaksa berucap selamat tinggal pada bibir yang sudah tak mampu tersenyum
Menyaksikan batin yang berserakan
Dihantam panjangnya hitam-putih episode penantian

Tak akan lagi kubiarkan jiwa-ragaku kembali mengembara mencari dermaga cinta
Akan kutunggu hingga cinta itu sendiri yang datang mencari tuannya
Karena ku tak mau di pertuan olehnya lagi
Tapi cinta itulah yang harusnya mempertuankanku mulai saat ini

Read More...

Jasad

Purwokerto, 6 Januari 2005
Atas Nama Murid_Penantian



Ketika melihat Jasad itu, Jasad ini berucap jatuh cinta, dan Jasad itu tersenyum karena jasad itu tahu saat kesederhanaan cinta muncul begitu tiba-tiba dalam kebersahajaan rasa.

Jasad itu adalah jawaban bagi setiap doa yang Jasad ini senantiasa dendangkan walau Jasad itu telah menjadi pencuri yang mencuri hati Jasad ini. Jasad itu telah menjelma jemari Tuhan yang menyentuh bahu Jasad ini.

Jasad ini tidak seperti orang yang sedang mencinta jiwa Jasad itu karena jasad ini berbisik ‘Pada siapa yang paling dicintai, maka akan paling sedikit berbicara kepadannya’.

Hati Jasad ini hidup bukanlah bersama orang yang Jasad ini cintai, tetapi hidup bersama jasad yang Jasad ini tidak dapat hidup tanpa Jasadnya.

Selama ini Jasad ini belum pernah mengatakan apa-apa karena tidak ada hal yang Jasad ini bias katakan yang mampu menggambarkan perasaan Jasad ini kepada Jasad itu.

Jasad ini tidak memiliki bahasa atau kata, Jasad ini hanya memiliki seribu satu tindakan yang berharap dapat menjelaskan suasana jiwa-jiwa putih Jasad ini kepada siluet Jasad itu

Jiwa Jasad ini berkata, ‘Jasad itu mengenal rangkai rumbai kata dalam hati Jasad ini dan dapat membacakan kembali rangkai rumbai itu untuk Jasad ini ketika Jasad ini telah lupa kata-kata itu,

Satu bagian dari Jasad itu telah tumbuh dalam diri Jasad ini dan Jasad itu tidak boleh cemberut karena Jasad itu tidak tahu siapa yang sedang jatuh cinta pada senyum Jasad itu.

Setiap orang mendengar apa yang Jasad itu katakan, para sahabat mendengar apa yang Jasad itu katakan, tapi Jasad ini mendengarkan apa yang tidak Jasad itu katakan.

Cinta membawa pemahaman dan kedekatan Jasad itu membuat Jasad ini terpesona hingga segala yang ingin Jasad ini katakan tak menemukan kata dan suara. Kemudian dalam diam, Jasad ini hanya bisa berharap, mata jasad ini akan berbicara pada hati Jasad itu.

Jasad ini tidak mencintai Jasad itu karena Jasad itu cantik, tetapi Jasad itu cantik karena Jasad ini mencintainya.

Jikalah Jasad itu ingin tahu berapa banyak cinta jasad ini untuk Jasad itu? Hitunglah cepatnya detak jantung Jasad ini setiap kali Jasad ini bertemu dengan Jasadnya.

Read More...

Tips Mencuri Hati Penerbit

Mencari penerbit untuk menerbitkan naskah yang kita tulis ibarat mencari pacar. Sehingga langkah-langkah yang perlu dipraktikkan pun hampir serupa dengan langkah-langkah untuk menggaet pacar.

Yang pertama, tentu kita harus menentukan si target dulu. Pastikan akan ke penerbit mana Anda mengirimkan karya. Seorang (calon) penulis harus mengirimkan karyanya ke penerbit yang tepat. Jangan, misalnya, mengirim naskah Beternak Kambing Jantan ke GagasMedia. Sebab GagasMedia kan bukan buku pertanian atau peternakan. Tahukah Anda, mengirimkan naskah ke penerbit yang tepat sudah memudahkan seperempat dari langkah Anda.

Tinggal gali informasi sebanyak-banyaknya tentang si dia (penerbit). Saat ingin melakukan PDKT terhadap seseorang, kita bakal mencari tahu apa-apa tentang dia, bukan? Nah, hukum ini juga berlaku di dunia penerbitan. Begitu informasi yang terkumpul dirasa cukup, rancang jurus jitu buat PDKT. Pertimbangkan langkah-langkah di bawah ini untuk menarik perhatian si target:

1. Siapkan naskah sebaik mungkin. Ketik rapi. Hindari menulis tangan. Jangan mengirimkan naskah yang sepotong-sepotong atau yang belum selesai. Penuhi spesifikasi naskah yang mereka minta. Dengan memenuhi syarat pengiriman naskah, paling tidak naskah Anda sudah bisa lolos ke tahap seleksi berikutnya.

2. Kemas dengan menarik. Jilid yang rapi, agar si editor mudah membacanya. Kalau perlu beri sampul yang lucu dan menarik sehingga naskah itu tampak menonjol di antara ratusan naskah yang masuk lainnya.

3. Sertakan sinopsis karya Anda. Beritahu mereka apa yang menjadi keunggulan naskah itu sehingga layak diterbitkan. Tidak ada salahnya juga Anda memberikan presentasi cara mempromosikan buku tersebut kelak.

4. Jangan lupa, sertakan data diri agar bisa dihubungi kapan pun oleh penerbit. Jika memungkinkan, lengkapi juga dengan alamat email, rumah, dan nomor telepon alternatif. Ingat, tidak perlu mencantumkan nomor rekening bank.

5. Judul itu penting banget! Editor suka ilfeel begitu melihat naskah yang tak berjudul.

6. Bila perlu, presentasikan langsung naskah Anda ke penerbit. Datangilah kantor redaksinya dan minta bertemu dengan editornya. Tapi jangan terkesan memaksa. Bagaimanapun, pekerjaan sehari-hari Editor cukup banyak. Menghadapi penulis yang terlalu memaksa dan terlalu pede kadang bikin dia ilfeel. Jadi, kunjungilah Editor pada jam yang pas.

Sesudah semua langkah itu, tidak ada yang bisa dilakukan lagi selain menunggu jawaban. Tentu saja si dia tidak dapat langsung menjawab saat itu juga. You should give him/her a time. Oleh karena itu, setelah memasukkan naskah, tanyakan saja kapan Anda bisa memperoleh iya-tidaknya.

Tunggulah jawaban dari penerbit dengan sabar. Jangan terlalu sering merongrong. Bayangkan saja dalam dunia perpacaran: Apa yang terjadi kalau Anda terlalu ngebet minta jawaban? Sang gebetan bisa-bisa malah ngacir. Jadi, tagihlah jawaban sesuai dengan waktu yang dijanjikan.

Andai jawaban itu pada akhirnya ialah tidak, jangan patah semangat. Ditolak memang tidak enak rasanya. Tapi, Anda memang tak boleh lantas patah semangat. Tanyakan kepada penerbit alasan penolakan tersebut. Adalah hak kita kok untuk mengetahuinya. Minta mereka menjelaskan. Kalau revisi dimungkinkan, cobalah lakukan.

Yang penting, teruslah belajar. Biasanya Editor jadi hapal dengan penulis yang terus-menerus mengirimkan naskah, meski ditolak. Ini justru akan membuat editor itu mengamati perkembangan kemampuan menulis Anda.
Selamat mencoba!

Oleh: Windy Ariestanty (Pimred GagasMedia)

Read More...

Menulis Novel Best Seller itu tidak Sulit

Menulis novel Best Seller itu tidak sulit. Paling tidak itulah yang dirasakan oleh Kang Abik dan disampaikannya pada acara pelatihan menulis Novel. Dalam kunjungannya ke Mesir, Kang Abik berkenan menyempatkan diri membagi 'jurus' menulis novel Best Seller. Kegiatan ini dilaksanakan di Griya Jateng, Sabtu (09/02) hasil kerjasama FLP Mesir, SINAI, KSW dan MISYKATI.

Banyak karya beliau yang telah tersebar luas di Asia Tenggara, terutama di Indonesia dan Malaysia. Antara lain: Novel Ayat-ayat Cinta, Pudarnya Pesona Cleopatra dan Ketika Cinta Bertasbih. Jurus yang dikeluarkan Kang Abik dalam materinya kali ini adalah bagaimana Menulis Novel dengan “Enam Langkah, Tujuh Pertanyaan”.

Jurus-jurus ini tidak terbatas kepada penulisan novel saja, tapi juga mencakup buku buku non fiksi dan jenis tulisan lainnya. Saya sendiri belum mencoba seluruhnya. Semoga diantara pembaca ada yang bisa memanfaaatkannya dengan baik. Secara singkat, Enam Langkah dan Tujuh Pertanyaan tersebut adalah:

Langkah Pertama, Pencelupan. Artinya, Anda harus masuk mencelupkan diri ke dalam subjek Anda, hampir pada keseluruhan poin. Kang Abik menguti perkataan penulis legendaris, Mark Twain, yang itu menyatakan; dapatkanlah fakta-fakta Anda, dan kemudian Anda dapat mengubahnya sebanyak yang Anda inginkan.

Langkah kedua, Catat hal-hal penting dan yang terpenting dari data-data yang telah Anda dapat.

Langkah Ketiga, tinjau ulang dan berfikir. Ini adalah langkah balik. Anda meninjau ulang bahan-bahan dan catatan-catatan yang telah Anda pilih, dan juga yang tidak Anda pilih.

Langkah keempat, Buat Daftar Isi, Buat Alur Ceritanya. Pada tahap ini atur ‘kekacauan’ ide dan data Anda. Tulis alur cerita novel anda! Pada tahap ini susun jadwal kerja Anda dengan baik.

Lengkah kelima, Tinjauan Ulang dan Perbaikan. Setelah tulisan Anda selesai, Anda jangan langsung puas. Teliti kembali dan tulis ulang dengan perbaikan, revisi dan pengembangan. Bahkan jika perlu pemangkasan hal-hal yang dianggap mengganggu. Inilah saatnya Anda mengedit naskah Anda. Kang Abik mengingatkan bahwa pengeditan dan koreksi jangan dulu dilakukan sebelum naskah selesai ditulis.

Sementara tujuh pertanyaan yang penting untuk diajukan adalah:
Siapa, apa, kapan, dimana, mengapa, bagaimana, dan ditambah dengan anehkah?.

Kang Abik menegaskan bahwa semua jurus ini tidak akan banyak berguna bila anda tidak mau mencoba. Sesi terakhir setelah dialog adalah latihan pembuatan judul novel dan alur cerita. Setiap peserta diminta untuk membuat judul dan alur sekitar 15 menit untuk kemudian diulas oleh Kang Abik. Kegiatan pelatihan menulis ini diakhiri dengan foto bersama dalam suasana yang penuh ceria.

Read More...

Bagaimana Menulis Novel? (2)

Saya terpaksa menulis posting ini sepenggal-sepenggal karena masih di tengah proses “membereskan” novel saya. Dan saya memposting ini, sama seperti semula, juga sebagai catatan untuk mengingat-ingat.

Barangkali saya pernah mengatakannya: novel ketiga saya berlatar masuk dan perkembangan Islam di Nusantara. Ada dua hal yang harus saya perbaiki dalam beberapa hari ini. Pertama, konsistensi menyangkut penanggalan. Saya memutuskan untuk mempergunakan penanggalan Hijriah dalam novel ini. Itu berarti saya harus mengkonversi semua penanggalan Masehi ke Hijriah. Kedua, saya juga harus membereskan beberapa transliterasi Arab ke Bahasa Indonesia agar lebih konsisten. Kalau ada yang tahu sejenis software untuk konversi penanggalan dan rujukan transliterasi yang baku, let me know. Sekarang kembali ke “Bagaimana Menulis Novel” Bagian 2.

3. Nada dan Irama
Jujur saja, saya tak tahu harus memakai istilah apa. Saya mempergunakan kata “nada” sebagai padanan kata “tone” dalam bahasa Inggris, dan “irama” dari “rhythm“. Sebagaimana dalam lagu, saya percaya dalam novel juga ada yang disebut “nada” dan “irama”. Istilah ini saya rujuk sebagai “cara seseorang menulis”. Berbeda dengan cerita pendek, saya menaruh perhatian yang besar terhadap “nada” dalam novel. Kenapa? Sederhana saja: novel berdurasi panjang, sangat mudah bagi seorang penulis untuk “terpeleset”, atau kalau dalam nyanyian, sangat mudah untuk menjadi fals.

Baiklah, saya akan mencoba membuatnya lebih jelas. Barangkali kita pernah membaca sebuah tulisan yang kita anggap santai, ringan. Di tempat lain, kita membaca sebuah tulisan yang membuat kita nyengir-nyengir kecil. Ada juga tulisan yang membuat kita berpikir, tapi tanpa harus membuat kepala terbakar. Saya percaya, itu sangat tergantung “nada” yang dipakai. Dengan kata lain, kita bisa menulis hal yang sama dengan nada yang berbeda. Seorang penulis harus memilih satu pilihan nada tertentu yang paling cocok untuk novelnya.

Dalam Cantik itu Luka, saya mempergunakan penulisan yang cenderung sederhana, dengan kata-kata sehari-hari. Saya pikir saya tak perlu mengatakan kenapa saya memilih itu. Tapi jika kamu membaca novel saya berikutnya, Lelaki Harimau, pasti bisa menemukan bahwa saya memakai pilihan kata dan cara menulis yang berbeda. Dengan kata lain, saya memakai “nada” yang berbeda. Kurang lebih itulah maksud saya.

Sementara itu, “irama” tidak saya samakan dengan plot. Irama lebih mengacu kepada bagaimana kita mengatur aliran intensitas cerita. Misalnya dimana kita harus meringkas sebuah fragmen, dimana kita berpanjang-panjang.

Problemnya, sekali lagi, novel nyaris tidak mungkin ditulis dalam sekali tulis. Bahkan novel yang ditulis secara spartan pun, saya yakin, pasti membutuhkan waktu beberapa hari. Dan pasti ada jeda istirahat. Dalam kasus saya, jika tak hati-hati, kadang-kadang, kita bisa “terpeleset”. Irama dari satu bab ke bab berantakan. Bab pertama cerita berjalan cepat, bab kedua cepat, bab ketiga cepat, eh, bab keempat tiba-tiba bertele-tele. Di novel yang ditulis selama berbulan-bulan, di mana bab pertama ditulis bulan Januari dan bab kelima ditulis bulan November, dengan mudah keterpelesetan ini bisa terjadi.

Begitu pula dengan nada menulis. Bahkan suasana hati seorang penulis bisa sangat berpengaruh terhadap tulisannya. Tentu saja saya tak bermaksud bahwa sebuah novel harus ditulis dengan nada dan irama yang sama sepanjang novel. Itu hanya akan menciptakan sebuah novel yang monoton dan datar, kan? Maksud saya lebih tertuju pada, nada dan irama ini harus diperhatikan, jangan sampai turun atau naik, atau berbelok, di tempat yang tak semestinya.

Sekali lagi, dalam kasus saya, karena novel ditulis dalam rentang waktu yang lama, tak mungkin menjaga nada dan irama ini persis sebagaimana yang diinginkan. Cara paling praktis yang sejauh ini sudah dua kali saya lakukan adalah: setelah menyelesaikan sebuah draft, saya menulis ulang semuanya secara berkesinambungan, sehingga nada dan irama tulisan lebih terjaga. Barangkali ada cara yang lebih mudah: melakukan penyuntingan yang ketat di akhir penulisan. Ini yang saya pilih untuk novel ketiga.

Barangkali ada yang bisa mengungkapkan hal ini lebih jelas dari saya? Maklum saya bukan teoritis novel …
(bersambung)
ekakurniawan.com

"Silahkan mengutip atau mengcopy tulisan ini dengan syarat mencantumkan penaripena.blogspot.com, SEMOGA BAROKAH!"

Read More...

Bagaimana Menulis Novel? (1)

Bulan lalu saya berjanji untuk menyerahkan naskah novel saya ke penerbit. Harus saya akui, saya mengurungkannya: mundur lagi. Ada beberapa hal di dalam novel itu yang harus saya perbaiki dan saya masih mencari-cari cara terbaik. Untuk itu, hari-hari ini saya kembali menggelar karpet di ruang tamu. Buku-buku referensi kembali digelar di sekeliling karpet. Begitu pula naskah yang sudah saya print-out, agar saya bisa mengecek kembali. Komputer sedia setiap saat.

Bagaimanapun, meski saya merasa ada sesuatu yang enggak bener, bukan hal yang gampang untuk melacaknya dimana. Satu-satunya hal yang mungkin saya kerjakan, adalah mengingat-ingat kembali urutan kerja saya. Dalam hal ini disiplin kerja saya cukup memudahkan pelacakan ini. Saya terbiasa bekerja dengan agak metodis. Saya akan menuliskannya di sini, berdasarkan pengalaman saya menulis dua novel sebelumnya. Ini untuk mengingatkan saya, sekaligus barangkali ada yang tertarik mencontek cara kerja saya (hehe):

1. Bab Pertama
Seperti paragraf pertama dalam cerita pendek atau esai, bab pertama dalam sebuah novel selalu saya anggap penting. Bahkan saya tak akan pernah menulis bab kedua jika bab pertama belum yakin. Bab yang lain bisa saya tulis dengan acak, tapi tidak bab pertama. Bab pertama bagaikan resepsionis sebuah hotel, atau percakapan pertama dengan seorang gadis. Jika saya merasa berhasil dengan bab ini, saya bisa merasa yakin dengan keseluruhan novel. Jika bab ini gagal, saya akan merasa sia-sia menyelesaikan sisanya.

Kafka merupakan guru terbaik saya dalam menulis bab pertama. Bagi saya, ia tak hanya terbaik dalam menulis bab pertama, tapi juga yang terbaik dalam menulis paragraf pertama. Perhatikan kutipan dari The Trial: Someone must have traduced Joseph K., for without having done anything wrong he was arrested one fine morning. Atau dari Metamorphosis yang terkenal itu: When Gregor Samsa woke up one morning from unsettling dreams, he found himself changed in his bed into a monstrous vermin. (Terjemahan keduanya bisa berbeda dari satu versi ke versi lain).

Kenapa saya menganggap Kafka istimewa? Dalam karya-karyanya, Kafka selalu langsung masuk ke dalam masalah di kalimat pertama! Tak ada prolog yang bertele-tele. Dan yang terpenting kemudian, ia memberi rasa ingin tahu. Saya tahu ada banyak penulis juga mempergunakan metode ini, tapi saya merasa Kafka merupakan satu yang terbaik.

2. Arsitektur Novel
Mungkin ini tak menyenangkan bagi kebanyakan penulis, tapi saya melakukannya: Sejak awal saya sudah merencanakan berapa bab yang ingin saya tulis. Bahkan lebih dari itu, saya juga merencanakan berapa halaman sebuah novel akan saya tulis. Kalaupun ada perubahan, pasti saya lakukan di akhir, ketika saya mengedit. Sebagai contoh, Lelaki Harimau sejak awal sudah saya bayangkan berisi lima bab, dan Cantik itu Luka sebanyak dua puluh bab (di akhir, saya membuang dua bab, menjadi hanya delapan belas bab).

Kenapa saya demikian ketat soal ini? Pertama-tama, meskipun saya percaya dengan improvisasi, saya juga percaya dengan rancang-bangun sebuah karya. Jika saya merencanakan sebuah novel dalam lima bab, saya bisa merancang-bangun beragam aspek novel tersebut dalam setiap babnya. Di bab berapa saya perkenalkan seorang tokoh? Di bab mana sebuah klimaks harus saya letakkan? Dimana problem baru harus muncul? Mana bab yang mestinya melodrama, dan mana bab yang sebaiknya tragis?

Mungkinkah sebuah karya dirancang aspek kuantitasnya sejak awal (jumlah bab, jumlah halaman)? Bagi saya sangat mungkin. Barangkali karena saya terbiasa menulis dengan batasan tertentu untuk media, saya juga menjadi terbiasa menebak, cerita tertentu bisa saya tulis lima puluh halaman atau tiga ratus halaman. Cantik itu Luka tak mungkin saya tulis hanya dua ratus halaman, begitu pula Lelaki Harimau tak akan pernah saya paksakan ditulis lima ratus halaman. Masing-masing memiliki proporsinya masing-masing.

Dalam hal arsitektur novel, Gabriel Garcia Marquez saya pikir yang terbaik. Kita bisa merasakan aliran yag dinamis dari bab ke bab dalam novelnya. Seperti sebuah alur yang sempurna. Ia bukan tipe penulis yang linear, tapi aliran plotnya tak pernah tersendat. Misalnya, ia selalu melakukan flashback di tempat yang tepat, di bab yang mestinya memang flashback. Bayangkan jika bab kedua One Hundred of Solitude bukan kisah mengenai nenek-moyang keluarga Buendia ketika desa mereka diserang bajak laut Francis Drake. Di bab mana lagi bagian itu bisa ditempatkan?
(bersambung)
ekakurniawan.com

Silahkan mengutip atau mengcopy tulisan ini dengan syarat mencantumkan penaripena.blogspot.com, SEMOGA BAROKAH!

Read More...

Sang Penandai

Judul Buku : SANG PENANDAI

Penulis : TERE-LIYE
Penerbit : SERAMBI

Duhai, apakah kau akan memilih mati ketika cinta sejatimu tak terwujud?
Ataukah hanya bisa memeluk lutut, menangis tersedu, bersembunyi dibalik pintu seperti anak kecil tak kebagian sebutir permen?

Jim, dipilih penjaga dongeng-dongeng, Sang Penandai, untuk mengukir kisah melupakan sang pujaan hati. Terpilih untuk menggurat cerita tentang berdamai dengan masa lalu.
Dia HARUS menyelesaikan pahit-getir perjalananya-apapun herganya! Karena seluruh penduduk bumi seungguh membutuhkan dongeng ini, untuk memaknai hakikat sebenarnya patah hati! Untuk memahami arti sebenarnya kehilangan!

“Apakah kau juga akan mati untukku?” Nayla bertanya lirih.

“YAKINLAH! PENCINTA SEJATI TAK AKAN PERNAH MENYERAH SEBELUM KEMATIAN ITU SENDIRI DATANG MENJEMPUT DIRINYA…”

Kisah berakhir dengnan penyadaran Jim…. Akhir ini tidak mengungkap apa-apa, tidak mengejutkan, dan tidak memberikan imbalan sepadan. Cerita sesungguhnya bermula setelah kalimat terakhir buku ini.

“Membaca novel ini, pembaca harus siap-siap memasuki sebuah dunia fantasi, dikuasai oleh panorama samudera. Gerakannya kolosal, tidak merujuk pada pilar sejarah dan geografi yang eksak , dengan plot tak terduga, ribuan capung, Sang Penandai yang tak kenal masa dan cinta Nayla… semuanya kita terima sebagai pelangi fantasi banyak warna novelis Tere-Liye.” TAUFIQ ISMAIL, Penyair.

“Saya seumur-umur belum pernah membaca novel sampai habis. Novel yang menakjubkan!! Jim menggambarkan sosok yang tak kunjung selesai mencari jati diri dan juga hakikat cinta. Sang “Penandai” yang dijadikan penulis sebagai totoh imajiner, menjadi symbol moral yang membimbing jim mengarungi kehidupan yang nyaris tak bertepi. Sementara, Nayla melambangkan sosok ideal yang memang hanya bias kita gapai dalam mimpi. Sungguh, novel ini sangat menyenangkan hingga ke akhir cerita, jauh dari membosankan dan tidak cengeng.” FAISAL BISRI, Pengamat ekonomi-politik.

Read More...

MADRASAH PENA Pelajaran 1

BERFIKIR SEPERTI PENULIS “Menulis lebih dari sekedar melulis”

“Mulai Belajar Nulis Yuk!...”
Untuk memulainya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini. Tidak ada jawaban yang benar disini. Bayangkan saja setiap pertanyaan sebagai pintu masuk yang harus dilalui dan diperiksa apa yang ada dibaliknya. Kejutan apa yang kamu temukan?

1. Mengapa kamu ingin menulis?
2. Apakan kamu menganggap dirimu penulis? Mengapa ya? Mengapa tidak?
3. Mengapa menulis itu penting?
4. Manfaat apa yang kamu dapat dan kamu harapkan dari menulis?
5. Apa yang kamu dapatkan dari menulis? Apa yang telah dilakukannya untukmu?
6. Apa yang paling ingin kamu tulis? Mengapa?

Contoh:
Aku ingin menulis tidak lain karena hatiku berbisik seperti itu di belahan relungnya yang paling halus, akhirnya bisikan itu mulai dihantarkan impuls saraf dan kemudian diproses oleh jutaan prosesor canggih yang ditanamkan Tuhan di dalam otakku hingga menghasilkan ide dan kreativitas yang berlimpah untuk berkarya dalam indahnya tarian pena. Terkadang aku menganggap diriku bukanlah penulis, dan ketika rasa seperti itu menjangkitiku, maka ide dan kreativitasku dipastikan akan mandul, namun ketikaku mengganggap diri ini seorang penulis, ide dan kreativitas itu begitu akrab memelukku hangat di setiap kertas yang tergutrat, sehingga akupun memutuskan untuk menganggap diri ini seorang penulis. Setujukah jikaku mengatakan bahwa menulis itu penting? Terlepas dari apapun jawabanmu, yang jelas ketika penaku tidak menarikan diri dalam satu hari, maka ide dan kreativitasku tidak mendapatkan suplai makanan yang dibutuhkannya untuk hidup, ide dan kreativitasku akan kelaparan, lama-kelamaan terkena busung lapar bahkan bisa-bisa mati kelaparan dan itu tentu saja tidak boleh dibiarkana, jadi menulis bagiku bukanlah suatu pekerjaan, tetapi sudah menjadi kebutuhan. Sejak membiasakan diri mengikuti kata hati untuk menulis, kku menemukan sesosok yang menakjubkan dalam diri yang baru ku sadari setelah terbiasa menulis, sosok itu terus menghembuskan napas semangat, napas keceriaan, napas optimism dan tentunya napas tuk lebih mendekatkan hati pada Illahi, harapanku hal ini bisa terus berlanjut dan merangkak kualitasnya kearah lebih baik. Telah banyak yang ku dapatkan dari menulis, baik materi maupun hal lain yang berbau duniawi, namun satu hal yang itu semua tidak bisa dibeli dan hanya bias kutemukan dengan menulis, yaitu KEPUASAN BATIN. Tahu tidak apa yang sering tulisanku lakukan padaku? Ia sering menjewer kupingku, ia sering membentakku, ia sering memarahiku, ia sering mencubitku, ia sering menamparku, ia sering menyindirku, tapi itu semua ia lakukan karena ia sayang padaku, karena ia ingin aku terus melakukan perubahan untuk kebaikan yang hakiki kelak. Yang paling ingin aku tulis adalah novel-novel, cerpen dan puisi yang bisa meresap ke palung hati, hingga terucapkan oleh lisan dan akhirnya tergerakkan oleh anggota badan diriku dan oranglain pada umumnya untuk mencintai sang Nabi SAW, kenapa ku menginginkan hal itu?... karena kucinta dia, karena kumerindukannya SAW.
By: G ree N
(Bersambung)

ATURAN PAKAI:
Latihan menulis dilakukan hanya satu kali dalam sehari, jangan melebihi dosis yang telah dianjurkan, membaca artikel ini tanpa mempraktekkannya adalah sebuah indikasi manfaat yang anda dapatkan tidak lebih dari 10%. jika ada keluhan lebih lanjut, hubungi dokter PENA di murid_penantian@yahoo.com.

Silahkan mengutip atau mengcopy tulisan ini dengan syarat mencantumkan penaripena.blogspot.com, SEMOGA BAROKAH!

Read More...

Dua Belas Alasan Menulis

Dua Belas Alasan Menulis
1. Menulis membantu menemukan siapa dirimu
2. Menulis dapat membantu percaya diri dan meningkatkan kebahagiaan
3. Saat menulis, kamu mendengar pendapat unikmu sendiri
4. Menulis menunjukkan apa yang dapat kamu berikan pada dunia
5. Dengan menulis, kamu mencari jawaban terhadap pertanyaan dan menemukan pertanyaan baru untuk ditanyakan.

6. Menulis meningkatkan kreativitas
7. Kamu dapat berbagi dengan orang lain melalui kegiatan menulis
8. Menulis memberimu tempat untuk melampiaskan amarah/ ketakutan, kesedihan dan perasaan lainnya.
9. Kamu dapat membantu menyembuhkan diri dengan menulis
10. Menulis memberimu kesenangan dan cara mengungkapkannya
11. Menulis membuatmu lebih hidup
12. Kemu dapat menemukan impianmu melalui menulis

By: Caryn Mirriam-Goldberg, Ph.D., pengajar di University of Kansas, Heskell Indian Nations University dan Goddard College di Plainfield, juga sebagai penulis bebas untuk berbagai Organisasi, Perusahaan dan Penerbit.

Silahkan mengutip atau mengcopy tulisan ini dengan syarat mencantumkan penaripena.blogspot.com, SEMOGA BAROKAH!

Read More...

D...

Purwokerto, 13 Mei , 2007
Atas Nama Murid_Penantian

D, …

D, Kutulis dengan pena segaris langkahmu
Kubaca berulang takbir dengan melihatmu
Kucerminkan diriku selalu padamu
Karena kau tak pernah menyerah meniti jalan menuju Surga

D, kau laksana kunang manis
Menerangi dengan diam sunyimu
Terbang melewati dinginnya malam
Melalui kerasnya rintangan kehidupan

D, kini telah kau putuskan
Mengangkat pedang menyandang perisai
Mengikuti kata hati yang sedang belajar
Untuk menerima apa yang digariskan

D, Kau putuskan menunda inginmu
Kau tukarkan dengan jihad di jalan-Nya
Demi jalan Surga yang telah menanti,
Aku hanya bisa berucap
Kutitipkan kau pada Dia yang tak pernah tertidur

Silahkan mengutip atau mengcopy tulisan ini dengan syarat mencantumkan penaripena.blogspot.com, SEMOGA BAROKAH!

Read More...

MENJADI PENGHARAPAN

Purwokerto, Senin 4 september 2006
Atas Nama Murid_Penantian


Mata hari hari enggan menampakkan parasnya pagi itu
Ketika derap langkah sang waktu beristirahat persis di angka tujuh
Menemani Kutunggu lama kutunggu
Datangnya derap langkah
Sang pengakhir penantian

Akhirnya wangi tubuh itu…
Yang selama lebih dari 1000 hari aku kenal
Dating menghampiriku
Di temani malaikat putih berbaju hitam
Yang enggan berucap hari itu

Aku duduk termenung
Memandang jasadanggun
Sempurna terbalut gaun
Membaca aroma kecantikan anugerah sang maha cantik

Jiwaku bergetar
Dadaku bergoncang
Walaupun kusadari
Awal penciptaan dirinya
Mungkin hanya untuk
Selalu menjadi pengharapan.

Silahkan mengutip atau mengcopy tulisan ini dengan syarat mencantumkan penaripena.blogspot.com, SEMOGA BAROKAH!

Read More...

INSPIRATIONAL LOVE QUOTES

Purwokerto, 6 Januari 2006
Atas Nama Murid_Penantian

INSPIRATIONAL LOVE QUOTES

Ketika untuk petamakali
Bayangannya menembus pusat retina
Segumpal daging dalam dada bebisik lirih
Diakah karunia Sang Pencipta untuk menemani dunia akhiratku
Dan menolong di hadapan Mizan-Nya
Serta membimbingku ketika hendak meniti jembatan Sirootholmustaqim.

Kesederhanaan rasa
Muncul begitu tiba-tiba
Diiringi murotal kebahagiaan
Yang jarang menghampiriku sebelumnya

Apakah Jasad itu merupakan jawaban
Bagi setiap doa yang selama ini setia terucapkan
Ataukah dia hanya jelmaan fatamorgana air
Yang menari di hamparan Sahara

Mungkinkah ter-relakan
Jemari sucinya menyentuh bahu manusia
Yang sedang mencinta jiwa dengan kata
‘Pada siapa yang paling dicintai, akan paling sedikit berbicara’

Selama ini, bisa kuhitung kata-kata
Yang terlepas dari mulutku
Untuk bertamu ke gendang telinganya
Karena tidak ada hal yang bisa dikatakan
Yang mampu menggambarkan perasaan
Yang sedang bersenyawa denganku karenanya.

’Ku tak memiliki bahasa atau kata
Yang tersisa hanya seribu satu do’a
Yang diutus untuk dapat menggambarkan
Suasana jiwa-jiwa putih ini pada siluet hatinya
Dan membenamkan setetes diriku dalam samudera dirinya
Serta menjatuhkan sebutir debuku dalam gurun tak terhingganya

Para sahabat mendengar apa yang aku katakan
Setiap manusia mendengar apa yang aku katakan
Yang basah dan yang kering mendengar apa yang aku katakan
Semua yang gerak dan yang diam mendengar apa yang aku katakan
Tapi... mungkinkah dia mendengarkan apa yang tidak aku katakan

Dia membawa pemahaman dalam kedekatan
Membuatkan pesona surgawi
Sampai segala yang ingin aku ungkapkan tak menemukan kata dan suara
Karena dia begitu khusus untukku

Banyaknya putih salju pengharapan yang menghujaniku
Tak terlewati jumlah helaan nafas seumur bumi

Inilah aku datang menemuimu, Dengan mempersembahkan hadiah yang sederhana. Penuhilah separuh bilik hatiku dengan sedekahmu.
Wahai para Malaikat penjaga bunga tidur, denang izin Sana Maha Raja yang menguasai nyawaku, rekamkanlah semua ini dalam relung hatinya, biarkan ia menjadi kesaksian.
Darimu puisi ini tercipta.

Silahkan mengutip atau mengcopy tulisan ini dengan syarat mencantumkan penaripena.blogspot.com, SEMOGA BAROKAH!

Read More...

AKU INGIN PULANG

Purwokerto, 25 Maret 2007 at 03.12 pm
Atas nama Murid_Penantian


Rontaan batin yang tak henti menerawang pulang
Terus merayu, menarik dan memaksaku
Untuk beranjak menuju kampung kelahiran
Yang telah lama merindukan kedatangan putra zamannya

Duhai siang yang tak pernah lelah
Sampaikan alunan salam kasihku pada Bunda
Hingga kurasakan dengan hidmat
Kecupan bibir mulianya di keningku

Duhai malam yang tak bosan menyanyikan senandung tidur
Bacakan puisi kerinduan disamping ayah
Hingga kurasakan kesejukan
Petuah-petuah murni dari jujur cakrawala hatinya.

Duhai senja yang tak pernah berkedip ditiup peradaban
Lesatkanlah dari busur cintaku
Mata panah kasih sayang
Hingga menembus ulu hati adik pertamaku

Duhai pagi yang selalu bersiul ceria
Hidangkanlah lukisan manis kasihku
Hingga kurasakan kelezatan senandung-senandung Al-Qur’an
Yang mengalir deras dari mungil bibir adik bungsuku

Silahkan mengutip atau mengcopy tulisan ini dengan syarat mencantumkan penaripena.blogspot.com, SEMOGA BAROKAH!

Read More...

PENUSUPAN

Penusupan, 11 Syawal 1429 H
Atas Nama Murid_Penantian



Karet roda Thunder itu terenyuh menghela napas
Bagai seorang ibu yang lama tak jumpa putra
Ia terlihat begitu hangat dipeluk hampar aspal
yang berbisik menyambut dengan lirik sapa "kemana saja wahai putra sunda?"

Dalam sekejap, lembut embun pun ikut menyambut
bersama rintik kecil air hujan
manja memeluk tubuh dalam buai lepas rindu
yang telah tertahan jarak dan waktu

Jantung mulai berpacu tak menentu
Rasa telah kembali dengan membawa asa
Yang sudah genap dua puluh empat purnama
terkubur di dasar dada yang menganga

Wajah itu sesaat berkelebat
Sesaat kemudian berkelebat kembali
Dan kembali berkelebat kembali
yang akhirnya membentuk sebuah rangkaian rekaman kenangan

Saat jiwa dan raga mulai hadir
Masuk melalui pasar Randudongkal yang tak berubah paras
Saat hati yang masih tak jemu menanti
kembali menapaki tanah Penusupan


Potongan puzzle episode romantika Penusupan itu
Terjelma di setiap jengkal kaki yang terlewati
Memaksa sang putra sunda
Bernostalgia atas nama cinta

Mata sipit itu...
Senyum merekah itu...
Mulus wajah itu...
Lembut suara itu...
Kasih sayang itu...
Pengabdian itu...
Tawa itu...
Tangis itu...
Sakit itu...
Senang itu...

Itu... kenangan
Itu... masalalu
itu... episode terlewati
itu... waktu itu

itu cinta
itu penusupan
itu dia
yang kini sedang terkata dalam tarian pena.

Silahkan mengutip atau mengcopy tulisan ini dengan syarat mencantumkan penaripena.blogspot.com, SEMOGA BAROKAH!

Read More...

Tips menulis di Media Cetak Indonesia

Bagi siapa saja yg berminat mengirim tulisan ke media cetak (koran/majalah), maka berikut sedikit:

1. Panjang tulisan antara 700 sampai 1000 kata *. cara melihat jumlah kata: MS WORD –> tools–> wordcount —> words

2. Kirim ke media via email dalam bentuk MS WORDS via attachment.


Jadi, setelah Anda selesai menulis di MS WORD sebanyak 700 - 1000 kata, maka kirimkan ke media yg dituju melalui email mereka. Sekali lagi, artikel dikirim via attachment. Dan jangan lupa tulis di subject email
sbb: “Artikel Opini: ” [judul tulisan anda di sini…]
Langkah pertama, cobalah menulis ke koran, bukan majalah. Karena kolom di majalah biasanya pesanan dari redaksi; biasanya diisi penulis yg sudah beken.

Catatan:
1. Email redaksi sejumlah harian/koran Indonesia di atas adalah email media cetak. Sedangkan email media online seperti detik.com, dll tidak termasuk di sini.
2. Perlu diketahui bahwa tulisan kita yang dimuat di media cetak, akan otomatis dimuat di website mereka masing-masing. Artinya, kalau tulisan kita tampil di website koran bersangkutan berarti dimuat di media cetaknya. Memang koran seperti Waspada (Medan) dan Riau Pos (Riau) pernah memiliki dua edisi online dan offline (cetak), tapi sekarang sudah tidak lagi. Ini untuk menjawab pertanyaan Rahmatsyah Rangkuti yang agak bingung soal ini.
3. Jangan pernah mengirim satu tulisan pada dua koran nasional atau dua koran yang satu daerah dalam waktu bersamaan. Karena kalau sama-sama dimuat di kedua koran tsb. kita akan mendapat sangsi berupa tulisan kita tidak akan lagi dimuat di keduanya. Akan tetapi, kalau dikirim pada dua koran yang lain segmennya, seperti ke koran nasional dan koran daerah itu tidak apa-apa walaupun seandainya sama-sama dimuat.
4. Kalau Anda memiliki alamat email media cetak yang belum saya sebut atau alamat email dari saya salah, silahkan tulis di kotak komentar di bawah untuk melengkapi dan mengoreksi.

Silahkan mengutip atau mengcopy tulisan ini dengan syarat mencantumkan penaripena.blogspot.com, SEMOGA BAROKAH!

Read More...

Alamat media Nasional

Media Nasional:

1. Republika:
Redaksi : redaksi@republika.co.id
Sekretariat Redaksi : sekretariat@republika.co.id
Webmaster ROL : webmaster@republika.co.id

2. Kompas:
(1) opini@kompas.com
(2) opini@kompas.co.id
(3)kompas@kompas.com

3. Media Indonesia
redaksi@mediaindonesia.co.id

4. Suara Pembaruan
koransp@suarapembaruan.com
opinisp@suarapembaruan.com

5. Sinar Harapan
(1)redaksi@sinarharapan.co.id
(2)info@sinarharapan.co.id

6. Harian Pelita
hupelita@indo.net.id

7. Jawa Pos
(1) editor@jawapos.com
(2) editor@jawapos.co.id

8. Suara Karya
redaksi@suarakarya-online.com

9. Koran Tempo
ndewanto@mail.tempo.co.id

10. Majalah Tempo
hidayat@mail.tempo.co.id


Media Daerah Sumatera


1. Waspada (Medan)
(1) redaksi@waspada.co.id
(2) waspada@waspada.co.id

2. SIB - Suara Indonesia Baru (Medan)
redaksi@hariansib.com

3. Batam Pos
redaksi@harianbatampos.com

4. Serambi Indonesia (Aceh)
(1) redaksi@serambinews.com
(2) serambi_indonesia@yahoo.com


5. Sriwijaya Post (Palembang)

(1) sripo@persda.co.id
(2) sripo@mdp.net.id


Media Daerah Jawa


1. Pikiran Rakyat (Jawa Barat)
beritapr@yahoo.com
berita@pikiran-rakyat.com
redaksi@pikiran-rakyat.com
info@pikiran-rakyat.com


2. Suara Merdeka (Jawa Tengah)

redaksi@suaramer.famili.com


3. Kedaulatan Rakyat (Yogyakarta)

redaksi@kr.co.id


4. Koran Bernas (Yogyakarta)

koranbernas@yahoo.com


5. Harian Surya (Jawa Timur)

surya1@padinet.com

6. Harian Duta Masyarakat (Jawa Timur)
dumas@sby.centrin.net.id


7. Surabaya Post (Jawa Timur)

redaksi@surabayapost.info
admin@surabayapost.info

Media Daerah Bali

1. Bali Post
balipost@indo.net.id


Media Daerah Kalimantan



1. Banjarmasin Post

banjarmasin_post@persda.co.id
bpostmania@telkom.net

2. Pontianak Pos
redaksi@pontianakpos.co.id


Media Daerah Sulawesi



1.Harian Fajar (Makassar)

fajar@fajar.co.id

Silahkan mengutip atau mengcopy tulisan ini dengan syarat mencantumkan penaripena.blogspot.com, SEMOGA BAROKAH!

Read More...

Kiat-kiat mengirim tulisan ke koran

Barangsiapa yang ingin mengirim tulisan ke koran, maka maka ikutilah kiat-kiat ini:

1. Kirim ke media lewat email dalam bentuk MS Words Rich Text Format (rtf) dengan attachment.
2. Isi surat mailnya:
Redaksi Yth,
Ini saya kirimkan satu artikel opini (di attachment), mohon pemberitahuannya apabila dimuat atau tidak dimuat.
Salam.
Gree

3. Pada subject email tulis: “Artikel Opini: ” [..judul tulisan anda di sini…]
4. Panjang tulisan antara 700 kata (4500 karakter). Untuk menghitungnya, lihat di MS Word -klik> tools -klik> wordcount -> akan ada jumlah kata (words) halaman (page) dan huruf (characters), kira-kira 2 halaman kuarto (tidak penuh) dengan huruf 12.
5. Biarkan tulisan anda pada takdirnya, diterbitkan atau tidak diterbitkan, tugas Anda kirim tulisan tiap minggu, paling kurang satu.
6. Dalam dua minggu tidak ada kabar mail, maka artinya tulisan anda tidak lolos seleksi, perbaiki tulisan itu dan kirim ke media lain.
7. Diterbitkan atau tidak diterbitkan, anda dapat periksa di di website koran bersangkutan. Tetapi tidak semua koran di Indonesia begitu di Indonesia, demikian juga di Padang.
8. Sebaiknya untuk pemula, kirimlah ke koran di kota Anda, sebab lebih mudah untuk diketahui apakah tulisan Anda diterbitkan atau tidak.
9. Banyak koran di Indonesia tidak memberitahu penulisnya, apakah tulisannya akan diterbitkan atau tidak. Memang ada beberapa koran besar yang memberitahu; kalau tulisan tersebut ditolak.

Silahkan mengutip atau mengcopy tulisan ini dengan syarat mencantumkan penaripena.blogspot.com, SEMOGA BAROKAH!

Read More...

Daftar e-mail media cetak luar negeri

Globe and Mail
comment@globeandmai l.com
Fax: 416.585.5085
Tel: 416.585.5528

National Post
jkay@nationalpost. com
Fax: 416.442.2209
Tel: 416.383.2300

Vancouver Sun
sunopinion@png. canwest.com
Fax: 604.605.2522
Tel: 604.605.2184

Georgia Straight
contact@straight. com
Fax: 604.730.7010
Tel: 604.730.7000

Tyee
editor@thetyee. ca
Tel: 604.689.7489

New York Times
oped@nytimes. com
Fax: 212.556.4100
Tel: 212.556.1831

The Washington Post

oped@washpost. com
Fax: 202.334.5269
Tel: 202.334.7471

Los Angeles Times
op-ed@latimes. com
Fax: 213.237.7968
Tel: 213.237.2121

San Francisco Chronicle
forum@sfchronicle. com
Fax: 415.543.7708
Tel: 415.777.1111

San Jose Mercury Times
opinions@mercurynew s.com
Fax: 408.271.3792
Tel: 408.920.5235

Seattle Times
opinion@seattletime s.com
Fax: 206.382.6760
Tel: 206.464.2132

Oregonian
oped@news.oregonian .com
Fax: 503.294.4193
Tel: 503.221.8389

South China Morning Post
luisa.tam@scmp. com
Fax: 852.2516.7478
Tel: 852.2565.2222

Straits Times (Singapore)
stforum@sph. com.sg
Fax: 65.6319.8289
Tel: 65.6319.5397

Daily Telegraph (UK)
dtletters@telegraph .co.uk

Sunday Telegraph (UK)
stletters@telegraph .co.uk

Guardian
letters@guardian. co.uk
comment.is.free@ guardian. co.uk

Silahkan mengutip atau mengcopy tulisan ini dengan syarat mencantumkan penaripena.blogspot.com, SEMOGA BAROKAH!

Read More...

Alamat e-mail media cetak dalam negeri

Horison untuk Puisi : horisonpuisi@centrin.net.id
Horison untuk Cerpen : horisoncerpen@centrin.net.id
Horison untuk esai : horisonesai@centrin.net.id
SINDO (Seputar Indonesia) : editor@seputarindonesia.com
Suara Merdeka : triwikromo@yahoo.com
Majalah gong : editor@majalahgong.net.id
Bali post : tra_puspitaningsih@yahoo.co.id
Buletin Pawon (solo) : pawonsastra@yahoo.co.id
Buletin kakawin : buletinkakawin@gmail.com

Jakarta:

1. Kompas
(1) opini@kompas.com
(2) opini@kompas.co.id

2. Republika
(1) redaksi@republika.co.id
(2) sekretariat@republika.co.id

3. Media Indonesia
redaksi@mediaindonesia.co.id

4. Suara Pembaruan
(1) koransp@suarapembaruan.com
(2) opinisp@suarapembaruan.com

5. Sinar Harapan
(1) redaksi@sinarharapan.co.id
(2) info@sinarharapan.co.id


6. Harian Pelita

hupelita@indo.net.id

7. Suara Karya
redaksi@suarakarya-online.com

8. Koran Tempo
koran@tempo.co.id
ktminggu@tempo.co.id

9. Seputar Indonesia
(1) redaksi@seputar-indonesia.com
(2) marcomm@seputar-indonesia.com

Sumatera

1. Singgalang (Padang)
(1) hariansinggalang@yahoo.co.id
(2) kj_sgl@yahoo.com

2. Haluan (Padang)
(1) harian_haluan@yahoo.com.sg

3. Padang Ekspres (Padang)
(2) redaksi@padangekspres.co.id
(1) stres_tb@yahoo.com


4. Riau Pos (Pekanbaru)

(1) redaksi@riaupos.co.id
(1) budaya_ripos@yahoo.com

5. Waspada (Medan)
(1) redaksi@waspada.co.id
(2) waspada@waspada.co.id

6. Suara Indonesia Baru (Medan)
redaksi@hariansib.com

7. Batam Pos
redaksi@harianbatampos.com

8. Sriwijaya Post (Palembang)
(1) sripo@persda.co.id
(2) sripo@mdp.net.id

Jawa

1. Pikiran Rakyat (Jawa Barat)
(1) redaksi@pikiran-rakyat.com
(2) info@pikiran-rakyat.com

2. Suara Merdeka (Jawa Tengah)
(1) redaksi@suaramerdeka.info
(2) naskah@suaramerdeka.info

3. Kedaulatan Rakyat (Yogyakarta)
redaksi@kr.co.id

4. Koran Bernas (Yogyakarta)
koranbernas@yahoo.com

5. Harian Surya (Jawa Timur)
surya1@padinet.com

6. Duta Masyarakat (Jawa Timur)
dumas@sby.centrin.net.id

7. Surabaya Post (Jawa Timur)
redaksi@surabayapost.info
admin@surabayapost.info

8. Radar Malang (Malang)
radarmalang@jawapos.co.id

9. Solopos (Solo)
redaksi@Solopos.Net.

10. Jawa Pos (Surabaya)
(1) editor@jawapos.com
(2) editor@jawapos.co.id

Bali

1. Bali Post (Denpasar)
balipost@indo.net.id

Kalimantan

1. Banjarmasin Post (Banjarmasin)
banjarmasin_post@persda.co.id
bpostmania@telkom.net

2. Pontianak Pos (Pontianak)
redaksi@pontianakpos.co.id


Sulawesi

1.Harian Fajar (Makassar)
fajar@fajar.co.id

Silahkan mengutip sebagian/seluruh tulisan ini dengan etika mencantumkan penaripena.blogspot.com

Read More...