"Silahkan mengutip sebagian atau seluruh tulisan di blog ini dengan SYARAT mencantumkan penaripena.blogspot.com"

Rihlah One to Parangtritis Beach is Complete

02 Agustus ’09 pukul 09. 50 WIB aku berangkat dengan Black ‘N Blue Vespaku menuju tempat rihlahku yang pertama di minggu ini, 10.41 WIB kami sampai juga di Parangtritis Beach, subhanallah… Engkau memang tiada duanya Rabb… aku sering melihat pantai dengan mata kepala sendiri, tapi setiap kali aku melihat laut-Mu lagi, setiap itu juga isi dadaku bergetar karena kekuasaan-Mu yang berlingkup dalam keserba kekuranganku.

Setelah memarkir my Black ‘N Blue, kaki ini melangkah sendiri tanpa kuperintahi, ia kemudian... bergerak menuju buih yang terus membusa diterkam ombak,
Hmm… basah deh!

Hatiku berbisik “Hai Kun-Geia… celupkanlah jemarimu!”
Aku pun mencelupkan telunjukku ke dalam air laut, kemudian mengangkatnya.
“Lihatlah seberapa banyak air yang menempel di ujung telunjukmu!”
Hatiku kembali berbisik.
“Sekarang pandanglah lautan itu, luasnya sebesar 374.805.110 km2, palung terdalamnya sejauh 1325 kaki, dan bayangkanlah betapa besarnya volume air yang tertampung di dalamnya, sekarang bandingkanlah dengan air yang menempel di telunjukmu… itulah perbandingan dunia yang sebesar air di telunjukmu dengan akhirat yang sebesar (bahkan jauh lebih besar lagi) air yang ada di lautan/samudera.”

Dadaku kembali bergetar memikirkannya.
“Merugilah jika aku lebih menyibukkan diri dengan dunia dan melupakkan akhirat!”
Teriakku ke arah laut Parangtritis Yogyakarta.

Yogyakarta 02 08 09 18 00 (Rabb… engkau kuasa dengan aku tak punya daya dan upaya, Engkau perkasa sedang aku lemah, Engkau segalanya sedang aku bukanlah apa-apa.


Black 'N Blue


View Parangtriris Beach


Right Parangtritis


Left Parangtritis


The Freedom


Zzz... Zzz...


It's True

2 comments:

Langit Senja mengatakan...

Paragraf pertama...
...tapi saat aku melihat lautmu lagi..

bukankah maksudnya lautMU??

hm..afwan nih..cuma bisa komentarin yg ni aja.

but,parangtritisnya kereeennn pisan euyy..

Gerry Kun Geia mengatakan...

"Lautmu" sudah sy tipe-ex.
hmm... lulu harus melihat bagaimana indahnya langit senja yang terlukis di pantai ketika matahari hendak menenggelamkan diri, mengganti jingga dengan hitamnya malam.

Posting Komentar