"Silahkan mengutip sebagian atau seluruh tulisan di blog ini dengan SYARAT mencantumkan penaripena.blogspot.com"
Ohok…Ohok…Ohok…
undefined
undefined
Ohok…Ohok…Ohok…
Begitulah bunyi batukku yang membangunkan lelap di jam setengah 3, mataku kembali bermalasan dalam tidur.
Ohok…Ohok…Ohok lagi!
Akupun terbangun lagi dari lelap di jam 3, mataku kembali bermalasan dalam tidur.
Bunga tidur langsung menyergap menayangkan episode shalat berjamaah, dalam mesjid yang begitu megah nan mewah sudah dikumandangkan iqamah, aku masuk dan berdiri di saf pertama, ketika hendak mengangkat tangan untuk takbiratul ihram, seorang dari belakang menarik kerahku.
“Kau tidak pantas berada di saf terdepan!”
Aku terhuyung kebelakang, sementra orang yang menarik kerahku menempati posisi saf yang kutinggalkan, akupun hendak takbiratul ihram di saf kedua tapi kembali seseorang dari belakang menarik kerahku.
“Kau tidak pantas berada di saf kedua!”
Aku terhuyung kebelakang, sementra orang yang menarik kerahku menempati posisi saf yang kutinggalkan, akupun hendak takbiratul ihram di saf ketiga tapi kembali seseorang dari belakang menarik kerahku.
“Kau tidak pantas berada di saf ketiga!”
Begitu seterusnya, hingga di saf paling akhirpun ada tangan yang menarik kerahku dari belakang hingga aku terlempar keluar dari mesjid yang megah nan mewah itu, tapi ketika aku tengok kiri-kanan-depan-belakang, tak kutemukan siapapun disana, tetapi setelah itu bisa dengan jelas kudengar suara begema:
“Kau tidak pantas ikut shalat tahajud berjamaah!”
Aku bertanya dalam hati kenapa aku tak boleh ikutan shalat tahajud? Suara itu kembali terdengar.
“Karena kau belum shalat isya, tak pantas shalat sunnah dilakukan mereka yang meninggalkan shalat wajib”
Ohok…Ohok…Ohok…
Aku terbangun karena batuk itu, tapi kantuk kini benar-benar sirna dari pelupuk mata. Astagfirullah setengah empat!, aku belum shalat isya!!!.
Garoet, 18 02 09 10 21
Begitulah bunyi batukku yang membangunkan lelap di jam setengah 3, mataku kembali bermalasan dalam tidur.
Ohok…Ohok…Ohok lagi!
Akupun terbangun lagi dari lelap di jam 3, mataku kembali bermalasan dalam tidur.
Bunga tidur langsung menyergap menayangkan episode shalat berjamaah, dalam mesjid yang begitu megah nan mewah sudah dikumandangkan iqamah, aku masuk dan berdiri di saf pertama, ketika hendak mengangkat tangan untuk takbiratul ihram, seorang dari belakang menarik kerahku.
“Kau tidak pantas berada di saf terdepan!”
Aku terhuyung kebelakang, sementra orang yang menarik kerahku menempati posisi saf yang kutinggalkan, akupun hendak takbiratul ihram di saf kedua tapi kembali seseorang dari belakang menarik kerahku.
“Kau tidak pantas berada di saf kedua!”
Aku terhuyung kebelakang, sementra orang yang menarik kerahku menempati posisi saf yang kutinggalkan, akupun hendak takbiratul ihram di saf ketiga tapi kembali seseorang dari belakang menarik kerahku.
“Kau tidak pantas berada di saf ketiga!”
Begitu seterusnya, hingga di saf paling akhirpun ada tangan yang menarik kerahku dari belakang hingga aku terlempar keluar dari mesjid yang megah nan mewah itu, tapi ketika aku tengok kiri-kanan-depan-belakang, tak kutemukan siapapun disana, tetapi setelah itu bisa dengan jelas kudengar suara begema:
“Kau tidak pantas ikut shalat tahajud berjamaah!”
Aku bertanya dalam hati kenapa aku tak boleh ikutan shalat tahajud? Suara itu kembali terdengar.
“Karena kau belum shalat isya, tak pantas shalat sunnah dilakukan mereka yang meninggalkan shalat wajib”
Ohok…Ohok…Ohok…
Aku terbangun karena batuk itu, tapi kantuk kini benar-benar sirna dari pelupuk mata. Astagfirullah setengah empat!, aku belum shalat isya!!!.
Garoet, 18 02 09 10 21
19.01 | Labels: 2. Cerpen, Pena Kun-Geia |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Search
- Menjadi seperti anak kecil
- Dahsyatnya Bershalawat
- Raja Diraja
- Melihat Rasulullah dalam Tidur
- Selamat Ulang Tahun, Wahai kasihku Rasulullah….
- 70 Malaikat perlu 1000 hari untuk menulis pahala amalan ini
- Diberikan kunci Surga dan diharamkan dari api neraka, mau?
- Ketaqwaan yang Aku Cari, Bukan Kata Kata Basi
- Kata Maestro Sastra Indonesia; Ini BENCANA Besar!
- Wahai Kekasihku
- Proses Kreatif Pembuatan THE LOST JAVA
- Lomba Renensi THE LOST JAVA
- The Lost Java - Kun Geia
- THE LOST JAVA - Testimoni Rini Selly
- THE LOST JAVA - testimoni Dila Saktika Negara
- 1. Puisi (89)
- 12 rabiul awal (1)
- 2. Cerpen (61)
- 3. Artikel (30)
- 4. Pena Laboratory (4)
- 5. Resensi (7)
- 6. Download (2)
- Dzikir (1)
- Fiksi (2)
- Indonesia Bershalawat (5)
- lomba (2)
- muaulid (1)
- Muhammad (1)
- Novel (2)
- Pena Chiaki (1)
- Pena Choop (4)
- Pena Depiyh (15)
- PENA Kahlil Gibran (3)
- Pena Kun Geia (1)
- Pena Kun-Geia (153)
- Pena Langit Senja (7)
- Pena Lies (5)
- Pena Mei (7)
- Pena Sashca (5)
- PENA Tere-Liye (4)
- Rasulullah (1)
- The Lost Java (1)
Arsip
- November 2020 (4)
- Oktober 2020 (1)
- Agustus 2019 (2)
- Februari 2015 (1)
- Mei 2013 (1)
- Agustus 2012 (1)
- Juli 2012 (2)
- Juni 2012 (1)
- April 2012 (2)
- Desember 2010 (1)
- Agustus 2010 (2)
- Juli 2010 (7)
- Juni 2010 (1)
- Mei 2010 (1)
- April 2010 (2)
- Maret 2010 (5)
- Februari 2010 (6)
- Januari 2010 (1)
- Oktober 2009 (3)
- September 2009 (6)
- Agustus 2009 (16)
- Juli 2009 (15)
- Juni 2009 (8)
- Mei 2009 (7)
- April 2009 (26)
- Maret 2009 (15)
- Februari 2009 (34)
- Januari 2009 (22)
- Desember 2008 (1)
- November 2008 (6)
- Oktober 2008 (19)
1 comments:
Emang bakatmu jadi Penulis Ge! mimpi aja bisa disihir jadi cerita bermakna! Aku ngiriiiiiiiiiiii....!!!
Posting Komentar