"Silahkan mengutip sebagian atau seluruh tulisan di blog ini dengan SYARAT mencantumkan penaripena.blogspot.com"
Pertemuan
undefined
undefined
"apakah itu pertemuan?" seorang pemuda bertanya kpd sufi-- tp sang sufi hanya menatap datar pemuda di depannya. diam.
"apakah itu pertemuan?" itu pemuda bertanya lg; mencoba tersenyum; membujuk. sang sufi tetap diam. lg2 hanya menatap datar.
"apakah itu pertemuan?" pemuda bertanya ke-3 kalinya. ke-4, ke-5, ke-6, ke-7, lantas menangis membujuk demi melihat sang sufi tetap diam: "tuan, aku berjalan ribuan kilo hanya untuk bertemu dgnmu. menghabiskan bulan-bulan sepanjang tahun ini hanya untuk mengerti makna satu kalimat itu? apakah pertemuan? mengapa Tuhan kadang seolah sengaja benar membuat kita bertemu dgn orang2 yg tidak ingin kita temui, tp sebaliknya malah tdk pernah bertemu dgn orang2 yg ingin kita temu...
"apakah itu pertemuan? mengapa sebuah pertemuan terkadang bisa memicu kembali seluruh kesedihan, kebencian, atau kegembiraan, rasa rindu, kenangan masa lalu. mengapa sebuah pertemuan bisa terjadi di situasi yang benar2 tdk terduga, tdk mungkin, dan tidak-tidak lainnya, tp ia tetap saja tega terjadi..."
"aku mohon, jawablah..."
sepeminuman teh hanya diam. sang sufi menunduk... si pemuda ikut menunduk. sudahlah, dia tak akan mendapat jawab, lbh baik dia pulang... tp persis saat si pemuda hendak bangkit, hendak pamit pulang, sang sufi entah kenapa membuka mulutnya...
"apakah itu pertemuan? apakah itu makna sebuah pertemuan?" suara sang sufi terdengar amat bijak, meski menghela nafas berat... "kau datanglah ke centro, margo city, tepat pukul 8.05 malam, jum'at, 18 Januari 2008, seratus tahun dr sekarang, di lorong2 rak kosmetik, di dekat counter perhiasan wanita... maka kau akan berkesempatan mengerti dgn memperhatikan hati-hati dua wajah yang salah-tingkah entah mau berkata apa ketika pertemuan yg mereka 'tidak inginkan' itu terjadi... simak perbincangan mereka, gesture tubuh mereka, wajah merah mereka, maka kau akan mengerti, ...itulah makna sebuah pertemuan..."
By: Tere-Liye
(bandung, Jan 20, '08 8:10 PM . lt3 sbh gedung-- hahaha, gw lg "terlalu" kreatif nih bikin puisinya, jd rada2 aneh...)
"apakah itu pertemuan?" itu pemuda bertanya lg; mencoba tersenyum; membujuk. sang sufi tetap diam. lg2 hanya menatap datar.
"apakah itu pertemuan?" pemuda bertanya ke-3 kalinya. ke-4, ke-5, ke-6, ke-7, lantas menangis membujuk demi melihat sang sufi tetap diam: "tuan, aku berjalan ribuan kilo hanya untuk bertemu dgnmu. menghabiskan bulan-bulan sepanjang tahun ini hanya untuk mengerti makna satu kalimat itu? apakah pertemuan? mengapa Tuhan kadang seolah sengaja benar membuat kita bertemu dgn orang2 yg tidak ingin kita temui, tp sebaliknya malah tdk pernah bertemu dgn orang2 yg ingin kita temu...
"apakah itu pertemuan? mengapa sebuah pertemuan terkadang bisa memicu kembali seluruh kesedihan, kebencian, atau kegembiraan, rasa rindu, kenangan masa lalu. mengapa sebuah pertemuan bisa terjadi di situasi yang benar2 tdk terduga, tdk mungkin, dan tidak-tidak lainnya, tp ia tetap saja tega terjadi..."
"aku mohon, jawablah..."
sepeminuman teh hanya diam. sang sufi menunduk... si pemuda ikut menunduk. sudahlah, dia tak akan mendapat jawab, lbh baik dia pulang... tp persis saat si pemuda hendak bangkit, hendak pamit pulang, sang sufi entah kenapa membuka mulutnya...
"apakah itu pertemuan? apakah itu makna sebuah pertemuan?" suara sang sufi terdengar amat bijak, meski menghela nafas berat... "kau datanglah ke centro, margo city, tepat pukul 8.05 malam, jum'at, 18 Januari 2008, seratus tahun dr sekarang, di lorong2 rak kosmetik, di dekat counter perhiasan wanita... maka kau akan berkesempatan mengerti dgn memperhatikan hati-hati dua wajah yang salah-tingkah entah mau berkata apa ketika pertemuan yg mereka 'tidak inginkan' itu terjadi... simak perbincangan mereka, gesture tubuh mereka, wajah merah mereka, maka kau akan mengerti, ...itulah makna sebuah pertemuan..."
By: Tere-Liye
(bandung, Jan 20, '08 8:10 PM . lt3 sbh gedung-- hahaha, gw lg "terlalu" kreatif nih bikin puisinya, jd rada2 aneh...)
10.17 | Labels: Pena Kun-Geia, PENA Tere-Liye |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Search
- Menjadi seperti anak kecil
- Dahsyatnya Bershalawat
- Raja Diraja
- Melihat Rasulullah dalam Tidur
- Selamat Ulang Tahun, Wahai kasihku Rasulullah….
- 70 Malaikat perlu 1000 hari untuk menulis pahala amalan ini
- Diberikan kunci Surga dan diharamkan dari api neraka, mau?
- Ketaqwaan yang Aku Cari, Bukan Kata Kata Basi
- Kata Maestro Sastra Indonesia; Ini BENCANA Besar!
- Wahai Kekasihku
- Proses Kreatif Pembuatan THE LOST JAVA
- Lomba Renensi THE LOST JAVA
- The Lost Java - Kun Geia
- THE LOST JAVA - Testimoni Rini Selly
- THE LOST JAVA - testimoni Dila Saktika Negara
- 1. Puisi (89)
- 12 rabiul awal (1)
- 2. Cerpen (61)
- 3. Artikel (30)
- 4. Pena Laboratory (4)
- 5. Resensi (7)
- 6. Download (2)
- Dzikir (1)
- Fiksi (2)
- Indonesia Bershalawat (5)
- lomba (2)
- muaulid (1)
- Muhammad (1)
- Novel (2)
- Pena Chiaki (1)
- Pena Choop (4)
- Pena Depiyh (15)
- PENA Kahlil Gibran (3)
- Pena Kun Geia (1)
- Pena Kun-Geia (153)
- Pena Langit Senja (7)
- Pena Lies (5)
- Pena Mei (7)
- Pena Sashca (5)
- PENA Tere-Liye (4)
- Rasulullah (1)
- The Lost Java (1)
Arsip
- November 2020 (4)
- Oktober 2020 (1)
- Agustus 2019 (2)
- Februari 2015 (1)
- Mei 2013 (1)
- Agustus 2012 (1)
- Juli 2012 (2)
- Juni 2012 (1)
- April 2012 (2)
- Desember 2010 (1)
- Agustus 2010 (2)
- Juli 2010 (7)
- Juni 2010 (1)
- Mei 2010 (1)
- April 2010 (2)
- Maret 2010 (5)
- Februari 2010 (6)
- Januari 2010 (1)
- Oktober 2009 (3)
- September 2009 (6)
- Agustus 2009 (16)
- Juli 2009 (15)
- Juni 2009 (8)
- Mei 2009 (7)
- April 2009 (26)
- Maret 2009 (15)
- Februari 2009 (34)
- Januari 2009 (22)
- Desember 2008 (1)
- November 2008 (6)
- Oktober 2008 (19)
0 comments:
Posting Komentar