"Silahkan mengutip sebagian atau seluruh tulisan di blog ini dengan SYARAT mencantumkan penaripena.blogspot.com"
24 Januari 2009
Sepi…
Sunyi…
Sendiri…
Hampa menerpa ditengah ceria keluarga,
Duka menyiksa sisa masa yang belum menjelma,
Kosong menyaksikan penantian yang terpotong.
Semua menyerang bersama,
Bersekutu dengan waktu,
Merajam begitu kejam.
Rasa diseret dengan arus yang murka,
Menyisakan lubang yang menganga di akhir cerita,
Menerima nyata di jalan Ampera cinta menyempurnakan separuh agama.
Garut, 24 Januari 2009
20.45
|
Labels:
1. Puisi,
Pena Kun-Geia
|
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
- 1. Puisi (89)
- 12 rabiul awal (1)
- 2. Cerpen (61)
- 3. Artikel (30)
- 4. Pena Laboratory (4)
- 5. Resensi (7)
- 6. Download (2)
- Dzikir (1)
- Fiksi (2)
- Indonesia Bershalawat (5)
- lomba (2)
- muaulid (1)
- Muhammad (1)
- Novel (2)
- Pena Chiaki (1)
- Pena Choop (4)
- Pena Depiyh (15)
- PENA Kahlil Gibran (3)
- Pena Kun Geia (1)
- Pena Kun-Geia (153)
- Pena Langit Senja (7)
- Pena Lies (5)
- Pena Mei (7)
- Pena Sashca (5)
- PENA Tere-Liye (4)
- Rasulullah (1)
- The Lost Java (1)
Arsip
- November 2020 (4)
- Oktober 2020 (1)
- Agustus 2019 (2)
- Februari 2015 (1)
- Mei 2013 (1)
- Agustus 2012 (1)
- Juli 2012 (2)
- Juni 2012 (1)
- April 2012 (2)
- Desember 2010 (1)
- Agustus 2010 (2)
- Juli 2010 (7)
- Juni 2010 (1)
- Mei 2010 (1)
- April 2010 (2)
- Maret 2010 (5)
- Februari 2010 (6)
- Januari 2010 (1)
- Oktober 2009 (3)
- September 2009 (6)
- Agustus 2009 (16)
- Juli 2009 (15)
- Juni 2009 (8)
- Mei 2009 (7)
- April 2009 (26)
- Maret 2009 (15)
- Februari 2009 (34)
- Januari 2009 (22)
- Desember 2008 (1)
- November 2008 (6)
- Oktober 2008 (19)
0 comments:
Posting Komentar