"Silahkan mengutip sebagian atau seluruh tulisan di blog ini dengan SYARAT mencantumkan penaripena.blogspot.com"
Hai Para RECEHter... Disini Ada Mba Wiwi!!!
Rabu 29 April 2009, matahari pagi masih malu-malu menyapaku, ah aku tak terlalu perduli dengan kelakuannya itu, aku lanjutkan saja menggenjot Vespa racingku menuju ke pasar Glempang.
“Pesen satu mas!”
Ucapku sesampainya di warung bubur pasar Glempang langganan lamaku. Bubur seharga Rp. 5000 dengan porsi setumpuk yang akan membengkakakan perut itupun datang ditemani senyum sang pedagang, sejenak ku menoleh ke kanan, mataku menatap seseorang lumayan lama, dan orang yang kutatappun juga melakukan hal yang sama padaku, akhirnya dia tersenyum dan akupun tersenyum untuk dia.
“Ge… kamu masih di Purwokerto?”
Ia terlebih dulu menyapaku.
“Wiwi?”
Aku terkejut bisa berjumpa lagi dengannya setelah berpisah sekitar tahun 2005 atau 6, aku mendekatinya, menyalaminya dan tak lupa mempersembahkan senyum yang sekuat sangat kubuat indah seindah mungkin dihadapannya.
Kami berbincang sejenak, lewat percakapan mencoba mengorek kenangan lama yang tertumpuk entah dilembaran buku sejarah yang tergeletak berserak.
Allah membuka pagiku dengan sebuah anugerah ketik melihatnya, Wijayanti namanya, chemisrty UNSOED ’02. Wiwi biasa kupanggil namanya, tapi jika ingin memaggil wijay silahkan saja (Kayak manusia-manusia india saja… wijay singh! Tapi kerenjuga keg\dengerannya ya!).
Wiwi sedang mengandung keturunan pertamanya bersama sang suami bang Iwan (Bukan Iwan Fals lho!)
Wahai para RECEHter diseluruh Republik Indonesia, masa bodoh dimanapun kalian berada, jika kalian merindukan mba Wiwi, salah satu pelaku sejarah berdirinya Republik RECEH tercinta, maka sebutlah namanya disaat dia tidak ada disisimu, kenanglah jasa-jasanya disaat dia sendiri tak tahu itu, dan yang terpenting jika kalian mencintainya, heningkanlah pikiran dan batin kakian untuk sejenak, awali dengan basmallah dan berdoalah untuknya, mintakanlah supaya pernikahannya dengan bang Iwan selalu barokah dan putra mereka yang sedang dalam rahim itu dilahirkan sebagai manusia yang gigih memberatkan kalimat Laa ilaaha Ilallah di muka bumi ini, Amiin…
Aku “Kanjeng Pertama” mewakili Teater Receh mengucapkan terima kasih untuk semua dan mohon maaf untuk segala, kami selalu mencintai dan merindukanmu mba Wijay (Tanpa Singh!!!).
Purwokero, 29 04 09 08 44
09.20
|
Labels:
2. Cerpen,
Pena Kun-Geia
|
- 1. Puisi (89)
- 12 rabiul awal (1)
- 2. Cerpen (61)
- 3. Artikel (30)
- 4. Pena Laboratory (4)
- 5. Resensi (7)
- 6. Download (2)
- Dzikir (1)
- Fiksi (2)
- Indonesia Bershalawat (5)
- lomba (2)
- muaulid (1)
- Muhammad (1)
- Novel (2)
- Pena Chiaki (1)
- Pena Choop (4)
- Pena Depiyh (15)
- PENA Kahlil Gibran (3)
- Pena Kun Geia (1)
- Pena Kun-Geia (153)
- Pena Langit Senja (7)
- Pena Lies (5)
- Pena Mei (7)
- Pena Sashca (5)
- PENA Tere-Liye (4)
- Rasulullah (1)
- The Lost Java (1)
Arsip
- November 2020 (4)
- Oktober 2020 (1)
- Agustus 2019 (2)
- Februari 2015 (1)
- Mei 2013 (1)
- Agustus 2012 (1)
- Juli 2012 (2)
- Juni 2012 (1)
- April 2012 (2)
- Desember 2010 (1)
- Agustus 2010 (2)
- Juli 2010 (7)
- Juni 2010 (1)
- Mei 2010 (1)
- April 2010 (2)
- Maret 2010 (5)
- Februari 2010 (6)
- Januari 2010 (1)
- Oktober 2009 (3)
- September 2009 (6)
- Agustus 2009 (16)
- Juli 2009 (15)
- Juni 2009 (8)
- Mei 2009 (7)
- April 2009 (26)
- Maret 2009 (15)
- Februari 2009 (34)
- Januari 2009 (22)
- Desember 2008 (1)
- November 2008 (6)
- Oktober 2008 (19)
1 comments:
aku begitu merindukan kalian semua guys.......
Posting Komentar