"Silahkan mengutip sebagian atau seluruh tulisan di blog ini dengan SYARAT mencantumkan penaripena.blogspot.com"

Ini yang Pertama

Ketika untuk petamakali
Bayangannya menembus retina alam mimpi
Segumpal daging dalam dada bebisik lirih
Diakah karunia Sang Pencipta untuk menemani dunia akhiratku
Dan menolong di hadapan Mizan-Nya
Serta membimbingku ketika hendak meniti jembatan Sirootholmustaqim.

Kesederhanaan rasa
Muncul begitu tiba-tiba
Diiringi murotal kebahagiaan
Yang jarang menghampiriku sebelumnya

Apakah Jasad itu merupakan jawaban
Bagi setiap doa yang selama ini setia terucapkan
Ataukah dia hanya jelmaan fatamorgana air
Yang menari di hamparan Sahara

Mungkinkah ter-relakan
Jemari sucinya menyentuh bahu manusia
Yang sedang mencinta jiwa dengan kata
untuk melukiskan perasaan
Yang sedang bersenyawa denganku karenanya.

’Ku tak memiliki bahasa atau kata
Yang tersisa hanya seribu satu do’a
Yang diutus untuk dapat menggambarkan
Suasana jiwa-jiwa putih ini pada siluet hatinya
Dan membenamkan setetes diriku dalam samudera dirinya
Serta menjatuhkan sebutir debuku dalam gurun tak terhingganya

Para sahabat mendengar apa yang aku katakan
Setiap manusia mendengar apa yang aku katakan
Yang basah dan yang kering mendengar apa yang aku katakan
Semua yang gerak dan yang diam mendengar apa yang aku katakan
Tapi... mungkinkah dia mendengarkan apa yang tidak aku katakan

Dia membawa pemahaman dalam kedekatan
Membuatkan pesona surgawi
Sampai segala yang ingin aku ungkapkan tak menemukan kata dan suara
Karena dia begitu khusus untukku

Banyaknya putih salju pengharapan yang menghujaniku
Tak terlewati jumlah helaan nafas seumur bumi

(Purwokerto 22 03 09 17 53, beliau datang menemuiki dengan mempersembahkan hadiah yang sederhana, memenuhi separuh bilik hatiku dengan sedekahnya.Semoga para Malaikat penjaga bunga tidur berkenan merekamkan semua ini dalam relung hatinya, biarkan ia menjadi kesaksian)

0 comments:

Posting Komentar