"Silahkan mengutip sebagian atau seluruh tulisan di blog ini dengan SYARAT mencantumkan penaripena.blogspot.com"
The Power of Love
Purwokerto 07/11/08 23.45
Atas Nama Murid_Penantian
Mungkin jiwanya sedang dihinggapi ‘the miraculous power of love’, hingga dia sejenak bisa mengepakkan sayap cintanya, karena disisinya ada seorang kekasih yang agung. Aku telah membukakan cakrawala pandangannya dengan sinarku dan membeberkan arti rahasia cintanku yang sejati lewat pelukan mataku. Aku telah membuka semua pintu hatinya dan menyinari relung-relung sisi gelapnya. Apakah dia sedang memainkan sebuah drama, disaat cinta, keindahan dan air mata dipertunjukkan?Atas Nama Murid_Penantian
Dia tak tahu kenapa ini terjadi, dia merasakan tangan gaib menarinya kepadaku, namun semuanya itu tidak akan berlangsung lama. Dia merasakan sebentar lagi prahara yang menyeramkan akan merampas cinta kami dan mencekiknya disaat cinta itu mulai tumbuh, dia akan mengalami masa dukacita yang mencekam yang tertanam bagai benih dalam hatinya dan itu akan menyulamkan jaring-jaring keputusasaan di sekeliling hatinya.
Sekarang kepedihan yang aneh tiba-tiba menusuk hatinya, hari-harinya berlalu bagaikan hantu yang berjalan tanpa bekas.
Saat ini dia selalu memberikan senyum yang manis dibibir tapi batinnya sedang takut dan mungkin itulah senyum yang disebutkan bertirai nestapa, dia tak kuasa menahan jeritan nurani dan tuntutan kalbu. Rasanya dia ingin terus menangis, mungkin menangis adalah salah satu eksresi pembebasan dari keresahan dan ketertekanan dan ar mata adalah sarana pencucian jiwa yang terkurung dalam luka dan kepedihan. Harus diakui bahwa cinta yang suci dengan air mata akan senantiasa suci dan indah.
Tapi biarlah semua itu terjadi, itu adalah kehendak-Nya, dia itu milik-Nya, aku adalah milik-Nya. Biarlah perpisahan ini nanti seperti api yang melebur batangan emas dan membuatnya menjadi lebih berharga.
Cintanya tak harus meemilikiku. Dia akan menungguku di surga untuk dijadikan kekasih abadinya. Semoga aku selalu mengingatnya seperti ingatan seorang ibu pada anaknya yang meninggal sebelum ia sempat melihat cahaya.
Inilah yang disebut ‘the power of love’.
"Silahkan mengutip sebagian atau seluruh tulisan dengan SYARAT mencantumkan penaripena.blogspot.com"
23.37
|
Labels:
2. Cerpen,
Pena Kun-Geia
|
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
- 1. Puisi (89)
- 12 rabiul awal (1)
- 2. Cerpen (61)
- 3. Artikel (30)
- 4. Pena Laboratory (4)
- 5. Resensi (7)
- 6. Download (2)
- Dzikir (1)
- Fiksi (2)
- Indonesia Bershalawat (5)
- lomba (2)
- muaulid (1)
- Muhammad (1)
- Novel (2)
- Pena Chiaki (1)
- Pena Choop (4)
- Pena Depiyh (15)
- PENA Kahlil Gibran (3)
- Pena Kun Geia (1)
- Pena Kun-Geia (153)
- Pena Langit Senja (7)
- Pena Lies (5)
- Pena Mei (7)
- Pena Sashca (5)
- PENA Tere-Liye (4)
- Rasulullah (1)
- The Lost Java (1)
Arsip
- November 2020 (4)
- Oktober 2020 (1)
- Agustus 2019 (2)
- Februari 2015 (1)
- Mei 2013 (1)
- Agustus 2012 (1)
- Juli 2012 (2)
- Juni 2012 (1)
- April 2012 (2)
- Desember 2010 (1)
- Agustus 2010 (2)
- Juli 2010 (7)
- Juni 2010 (1)
- Mei 2010 (1)
- April 2010 (2)
- Maret 2010 (5)
- Februari 2010 (6)
- Januari 2010 (1)
- Oktober 2009 (3)
- September 2009 (6)
- Agustus 2009 (16)
- Juli 2009 (15)
- Juni 2009 (8)
- Mei 2009 (7)
- April 2009 (26)
- Maret 2009 (15)
- Februari 2009 (34)
- Januari 2009 (22)
- Desember 2008 (1)
- November 2008 (6)
- Oktober 2008 (19)
0 comments:
Posting Komentar