"Silahkan mengutip sebagian atau seluruh tulisan di blog ini dengan SYARAT mencantumkan penaripena.blogspot.com"
Jasad
Purwokerto, 6 Januari 2005
Atas Nama Murid_Penantian
Ketika melihat Jasad itu, Jasad ini berucap jatuh cinta, dan Jasad itu tersenyum karena jasad itu tahu saat kesederhanaan cinta muncul begitu tiba-tiba dalam kebersahajaan rasa.
Jasad itu adalah jawaban bagi setiap doa yang Jasad ini senantiasa dendangkan walau Jasad itu telah menjadi pencuri yang mencuri hati Jasad ini. Jasad itu telah menjelma jemari Tuhan yang menyentuh bahu Jasad ini.
Jasad ini tidak seperti orang yang sedang mencinta jiwa Jasad itu karena jasad ini berbisik ‘Pada siapa yang paling dicintai, maka akan paling sedikit berbicara kepadannya’.
Hati Jasad ini hidup bukanlah bersama orang yang Jasad ini cintai, tetapi hidup bersama jasad yang Jasad ini tidak dapat hidup tanpa Jasadnya.
Selama ini Jasad ini belum pernah mengatakan apa-apa karena tidak ada hal yang Jasad ini bias katakan yang mampu menggambarkan perasaan Jasad ini kepada Jasad itu.
Jasad ini tidak memiliki bahasa atau kata, Jasad ini hanya memiliki seribu satu tindakan yang berharap dapat menjelaskan suasana jiwa-jiwa putih Jasad ini kepada siluet Jasad itu
Jiwa Jasad ini berkata, ‘Jasad itu mengenal rangkai rumbai kata dalam hati Jasad ini dan dapat membacakan kembali rangkai rumbai itu untuk Jasad ini ketika Jasad ini telah lupa kata-kata itu,
Satu bagian dari Jasad itu telah tumbuh dalam diri Jasad ini dan Jasad itu tidak boleh cemberut karena Jasad itu tidak tahu siapa yang sedang jatuh cinta pada senyum Jasad itu.
Setiap orang mendengar apa yang Jasad itu katakan, para sahabat mendengar apa yang Jasad itu katakan, tapi Jasad ini mendengarkan apa yang tidak Jasad itu katakan.
Cinta membawa pemahaman dan kedekatan Jasad itu membuat Jasad ini terpesona hingga segala yang ingin Jasad ini katakan tak menemukan kata dan suara. Kemudian dalam diam, Jasad ini hanya bisa berharap, mata jasad ini akan berbicara pada hati Jasad itu.
Jasad ini tidak mencintai Jasad itu karena Jasad itu cantik, tetapi Jasad itu cantik karena Jasad ini mencintainya.
Jikalah Jasad itu ingin tahu berapa banyak cinta jasad ini untuk Jasad itu? Hitunglah cepatnya detak jantung Jasad ini setiap kali Jasad ini bertemu dengan Jasadnya.
12.47
|
Labels:
2. Cerpen,
Pena Kun-Geia
|
- 1. Puisi (89)
- 12 rabiul awal (1)
- 2. Cerpen (61)
- 3. Artikel (30)
- 4. Pena Laboratory (4)
- 5. Resensi (7)
- 6. Download (2)
- Dzikir (1)
- Fiksi (2)
- Indonesia Bershalawat (5)
- lomba (2)
- muaulid (1)
- Muhammad (1)
- Novel (2)
- Pena Chiaki (1)
- Pena Choop (4)
- Pena Depiyh (15)
- PENA Kahlil Gibran (3)
- Pena Kun Geia (1)
- Pena Kun-Geia (153)
- Pena Langit Senja (7)
- Pena Lies (5)
- Pena Mei (7)
- Pena Sashca (5)
- PENA Tere-Liye (4)
- Rasulullah (1)
- The Lost Java (1)
Arsip
- November 2020 (4)
- Oktober 2020 (1)
- Agustus 2019 (2)
- Februari 2015 (1)
- Mei 2013 (1)
- Agustus 2012 (1)
- Juli 2012 (2)
- Juni 2012 (1)
- April 2012 (2)
- Desember 2010 (1)
- Agustus 2010 (2)
- Juli 2010 (7)
- Juni 2010 (1)
- Mei 2010 (1)
- April 2010 (2)
- Maret 2010 (5)
- Februari 2010 (6)
- Januari 2010 (1)
- Oktober 2009 (3)
- September 2009 (6)
- Agustus 2009 (16)
- Juli 2009 (15)
- Juni 2009 (8)
- Mei 2009 (7)
- April 2009 (26)
- Maret 2009 (15)
- Februari 2009 (34)
- Januari 2009 (22)
- Desember 2008 (1)
- November 2008 (6)
- Oktober 2008 (19)
0 comments:
Posting Komentar