"Silahkan mengutip sebagian atau seluruh tulisan di blog ini dengan SYARAT mencantumkan penaripena.blogspot.com"
Jogja Java Carnival 2009
LATAR BELAKANG:
Keberadaan Kota Yogyakarta tidak dapat lepas dari keberadaan Kasultanan Yogyakarta yang secara de yure telah ada sejak tahun 1755 (ditandai dengan terjadinya Perjanjian Giyanti). Meskipun keberadaan Kasultanan Yogyakarta telah ada pada tahun 1755, namun keberadaan Yogyakarta sebagai sebuah kota belum terjadi pada saat yang sama.
Penanda keberadaan Yogyakarta sebagai sebuah kota terjadi pada bulan Oktober 1756, ketika terjadi perpindahan keluarga Sri Sultan Hamengku Buwana I dari Pesanggrahan Ambar Ketawang menuju ke istana yang baru, yaitu Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Peristiwa ini menjadi sebuah momentum bersejarah, yaitu kelahiran kota Yogyakarta baik secara fisik maupun sosiologis yang kemudian berkembang, menjadi salah satu kawasan budaya dan kawasan pendidikan.
Dalam perkembangannya, fungsi sebagai kawasan budaya dan pendidikan ini mempunyai dampak pada sektor kependudukan, dengan banyaknya masyarakat dari luar Yogyakarta yang tinggal untuk kepentingan pendidikan di kawasan Yogyakarta.
Dampak lain adalah menjadi potensialnya wilayah Yogyakarta sebagai kawasan pariwisata.
Perpindahan dari Ambarketawang ke Keraton ini sangat monumental, karena secara kasat mata merupakan barisan arak-arakan, lengkap dengan atribut dan ubarampenya.
Sejak tahun 2004, Pemerintah Kota telah menetapkan tanggal 7 Oktober sebagai hari ulang tahun Kota Yogyakarta dimana tanggal itu merupakan momentum perpindahan Sultan Yogyakarta ke istana barunya. Penetapan ini melalui Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2004.
Dalam proses perjalanannya, kirab budaya ini dicoba dikembangkan, agar mempunyai dampak positif bagi kehidupan masyarakat Yogyakarta, pada wilayah kegiatan seni, edukasi, ekonomi, pariwisata dan budaya.
Untuk itu, pemerintah kota merancang sebuah kegiatan yang selaras dengan zaman, tanpa kehilangan benang merah tradisinya.
Kota Yogyakarta sebagai kota wisata yang cukup dikenal di Indonesia dan dunia internasional memiliki beragam potensi yang belum dioptimalkan. Dasar pengembangan pariwisata berbasis budaya yang sudah diluncurkan pada tahun 2008 senantiasa diupayakan untuk selalu ditingkatkan. Tematik pembangunan Kota Yogyakarta pada tahun 2009 adalah, kota pendidikan yang berkualitas.
Berpijak dari dua hal tersebut di atas dengan keanekaragaman budaya yang ada, serta kegiatan kesenian reguler yang sudah mulai di gelar oleh Pemerintah Kota Yogyakarta; merupakan daya tarik bagi Kota Yogyakarta yang dapat mendatangkan dan meningkatkan kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara (‘Tontonan menjadi Tuntunan’), Sehingga menjadikan Kota Yogyakarta hidup sepanjang hari dan sepanjang tahun.
RANGKAIAN KEGIATAN
Tema Keseluruhan Kegiatan “ Dahulu – Sekarang – Yang Akan Datang“
Materi :
1.Pawai Budaya
oPawai AlegorisPawai Adeging Kutho Ngayokarto Hadiningrat, akan diikuti oleh 20 kelompok Seni yang ditunjuk oleh panitia, dengan Rute dari Ambar Ketawang / Kali Bayem sampai Alun – alun utara yang akan masuk melalui depan Kantor Pos.
oPawai Devile dan KeprajuritanBersamaan dengan pawai Alegoris peserta pawai Devile yang akan diikuti 20 kelompok dari intansi, sekolah, IKPM, kelompok kegiatan, lembaga, ABRI dsb. Dengan rute Balai Kota sampai Alun – alun yang akan melalui depan Kantor Pos.
oPawai Budaya akan dimulai pukul 14.00 sampai 17.30 WIB dengan melibatkan 40 kelompok untuk 2 rute
oPeserta pawai akan melakukan display di titik – titik yang sudah ditentukan oleh panitia.
2.Pentas Potensi 45 Kalurahan
oPentas Potensi 45 Kalurahan akan dimulai tanggal 8 – 16 oktober 2009 ( 9 hari ).
oPanggung akan didirikan di 14 Kecamatan atau 9 titik penting ( strategis ) dengan pola dasar pemilihan tempat, materi berdasarkan potensi kelurahan melalui seleksi sehingga menghasilkan bentuk sajian yang berkualitas. Panggung akan didirikan di titik- titik penting pada setiap kecamatan dengan panggung utama di Pagelaran Kraton Yogyakarta.
3.Jogja Java Carnival
oJogja Java Carnival akan menampilkan kelompok – kelompok seni dalam kemasan tarian jalanan dan arak-arakan kereta / mobil hias dengan pemain /peraga / penari diatas mobil maupun penari jalan kaki, berdasarkan tema masing-masing yang akan menempuh Rute dari Abu Bakar Ali – Malioboro – Alun – alun Utara .
oPeserta terdiri dari : 1 dari luar negeri , 1 Kelompok Mahasiswa Asing ,3 dari daerah / Propinsi lain dan 15 kelompok dari DIY
oProsesi diawali Leong yang berperan sebagai pembuka jalan diikuti prajurit bergada sebagai Cucuk Lampah ( pengawal ) Raja dan Permaisuri diatas kereta yang dikemas dalam bentuk mobile stage diiringi dengan musik dan diikuti oleh kelompok penari Lawung. Peserta Carnival yang lain akan mengikuti di belakangnya.
oDi depan Pagelaran didirikan Panggung kehormatan bagi tamu undangan yang akan dipentaskan beberapa materi kesenian sebelum peserta carnival sampai di Alun – alun. Adapun materi tersebut adalah : Band Jikustik; Garapan tari masal; Tari Modern dan Liong .
sumber: www.jogjajavacarnival.com
05.43 | Labels: 3. Artikel, Pena Kun-Geia | 0 Comments
Kado Kecil Untuk (Calon) Mempelai Wanita
Wahai cucu kesayangan Hawa! Aku tahu engkau merindu, aku bisa merasa apa yang engkau rasa, dan memang tidaklah ringan untuk belajar menahan gejolak hati yang tak henti genit menggoda mesra, tapi tahukah bahwa menunggu adakalanya terasa begitu mengasyikan? dan rindu yang terpelihara, itulah pertanda bahwa engkau jatuh pada cinta yang suci terjaga!
Ujung cerita penantian ini memang belum dibukakan secara keseluruhan, sebab Dia masih asyik berpuisi dalam diam-Nya, oleh karena itu janganlah berhenti merangkai pinta dalam alunan orkestra doa-doa, karena penantian ini pasti akan segera bertemu akhirnya ketika sulaman rapi kesabaran kita sudah diizinkan menemui ujung benangnya.
Wahai pengagum Khodijah, Aisyah dan Fatimah, bagaimana nanti engkau akan bisa mendampingi perjuanganku andai saat ini kesabaranmu kalah oleh denting waktu, bagaimana engkau bisa kuat menopang pundakku jika saat ini jiwamu melemah hanya karena belum kunjung datangnya waktu pertemuan yang mempersatukan, maka kuatkanlah dirimu dan Tersenyumkah! insya Allah ikrar untuk janji yang kuat itu takkan lama kusimpan untuk terucapkan.
Dan hari ini… dengarlah! dengarlah! Putik-putik kembang merdu berdendang, lihatlah! lihatlah! Kaki-kaki angsa indah berdansa, mereka semua kuminta datang menghadapmu untuk mempersembahkan salamku atas kedatangan usiamu yang menapak di dua puluh kali revolusi bumi.
Yogyakarta, 10 10 09
(10/10/09 telah menggenapkan usia nafasmu menjadi 240 bulan, selamat berulang hari kelahiran! dan 10/10/10 sudah semakin mendekat, Isya Allah…)
05.14 | Labels: 2. Cerpen, Pena Kun-Geia | 0 Comments
Egosentris Kun-Geia (Sebuah pendaman rasa)
Aku sedang menginginkan kesendirian,
Aku masih menghendaki ketenangan,
Aku masih meminta kedamaian,
Aku sedang menuntut keheningan.
Maka jangan merusak keakuanku yang menginginkan sendiri,
Maka jangan merusak keakuanku yang menghendaki tenang,
Maka jangan merusak kekakuanku yang meminta damai,
Maka jangan merusak keakukanku yang menuntut hening.
Atau keakuanku rusak dalam kesendirian,
Atau keakuanku rusak dalam ketenangan,
Atau keakuanku rusak dalam kedamaian,
Atau keakuanku rusak dalam keheningan.
Cukup sudah kekuatan semangatku kalian lemahkan,
Cukup sudah kelimpahan percayaku kalian siakan,
Cukup sudah ketulusan niatku kalian sampahkan,
Cukup sudah kucuran pelajaranku kalian acuhkan.
Yogyakarta, 01 10 09 20 10
(Jangan sapa aku sampai waktunya tiba kusapa kalian, jangan tanya aku sampai waktunya tiba kutanya kalian, jangan salami aku sampai waktunya tiba kusalami kalian, jangan hubungi aku sampai waktunya tiba kuhubungi kalian, karena jika tidak… sapa, tanya, salam dan usaha kalian untuk menghubungiku hanya akan berakhir dengan kesia-siaan tanpa sebuah jawaban sedikitpun. Fikirkanlah sebelum orang-orang yang masih mau memikirkan kalian benar-benar meninggalkan kalian, renungkanlah sebelum orang-orang yang mau merenungi kemajuan kalian benar-benar me-masabodohkan-kan kalian. Aku serius, ini bukan main-main atau gurauan belaka.)
21.39 | Labels: 1. Puisi, Pena Kun-Geia | 0 Comments
- 1. Puisi (89)
- 12 rabiul awal (1)
- 2. Cerpen (61)
- 3. Artikel (30)
- 4. Pena Laboratory (4)
- 5. Resensi (7)
- 6. Download (2)
- Dzikir (1)
- Fiksi (2)
- Indonesia Bershalawat (5)
- lomba (2)
- muaulid (1)
- Muhammad (1)
- Novel (2)
- Pena Chiaki (1)
- Pena Choop (4)
- Pena Depiyh (15)
- PENA Kahlil Gibran (3)
- Pena Kun Geia (1)
- Pena Kun-Geia (153)
- Pena Langit Senja (7)
- Pena Lies (5)
- Pena Mei (7)
- Pena Sashca (5)
- PENA Tere-Liye (4)
- Rasulullah (1)
- The Lost Java (1)
Arsip
- November 2020 (4)
- Oktober 2020 (1)
- Agustus 2019 (2)
- Februari 2015 (1)
- Mei 2013 (1)
- Agustus 2012 (1)
- Juli 2012 (2)
- Juni 2012 (1)
- April 2012 (2)
- Desember 2010 (1)
- Agustus 2010 (2)
- Juli 2010 (7)
- Juni 2010 (1)
- Mei 2010 (1)
- April 2010 (2)
- Maret 2010 (5)
- Februari 2010 (6)
- Januari 2010 (1)
- Oktober 2009 (3)
- September 2009 (6)
- Agustus 2009 (16)
- Juli 2009 (15)
- Juni 2009 (8)
- Mei 2009 (7)
- April 2009 (26)
- Maret 2009 (15)
- Februari 2009 (34)
- Januari 2009 (22)
- Desember 2008 (1)
- November 2008 (6)
- Oktober 2008 (19)