"Silahkan mengutip sebagian atau seluruh tulisan di blog ini dengan SYARAT mencantumkan penaripena.blogspot.com"
Menjadi seperti anak kecil
06.41 | Labels: Pena Kun Geia | 0 Comments
Dahsyatnya Bershalawat
07.07 | Labels: Indonesia Bershalawat | 0 Comments
Raja Diraja
Sungguh, di punggungnya, di lengannya, di pipinya, tidak jarang terlihat bekas alas tidurnya yang terbuat dr kulit yg disamak sementara isinya adalah pelapah kurma.
"Inikah singgasana Raja Diraja? Sementara para Raja Persia dan Romawi yang tunduk di bawah kekuasaanmu berlimpah dengan segala kekayaan di sisi mereka?" Tanya sahabatnya sembari meneteskan air mata menyaksikan sang Raja Diraja dengan apa yang dimilikinya.
Beliau tersenyum, memancarkan cahaya kasih sayang. "Tidakkah engkau berbahagia karena Allah akan memberikan akhirat pada kita, sementara Allah hanya memberikan kepada mereka dunia yang hina?“
Shallallaahu 'ala Muhammad...
#IndonesiaBershalawat
10.18 | Labels: Indonesia Bershalawat | 0 Comments
Melihat Rasulullah dalam Tidur
07.39 | Labels: Indonesia Bershalawat | 0 Comments
Selamat Ulang Tahun, Wahai kasihku Rasulullah….
Shalallahu ‘ala Muhammad, shalallahu ‘alaihi wa sallim.
Para pembaca yang dirahmati Allah, jika engkau memiliki perasaan rindu kepada Rasulullah Saw, ketahuilah bahwa itu adalah anugerah dari ikatan erat yang nyata. Ditanamkannya kerinduan adalah kasih sayang Rasulullah SAW kepada umatnya, berbahagialah bagimu jika sudah terhubung dengan sebaik-baik kecintaan kekasih Allah.
Dimudahkan bagi para pencinta untuk menemui kecintaannya, setiap gerak hidupnya dicerminkan dengan kekasihnya. Lisannya adalah nama pujaannya, denyut nadinya adalah tautan pikiran terhadap junjungannya.
Maka, lesatkan rindumu sejauh ketinggian tak terukur bilangan. Maka, hujamkan sayangmu sedalam dasar tak berujung pijakan. Didik lisanmu sendiri seolah ia difungsikan Allah hanya untuk menyeru nama Rasulullah, ajari hatimu hingga tidak tersisa ruang untuk selain Nabiyullah Musthofa.
Fahami dengan mutlak bahwa para pencinta dan perindu senantiasa ada dalam perhatian Nabi, dan shalawat adalah tali ikatan terbaikmu kepada Rasulullah Saw. Sementara diantara keagungan terbesar berlawat adalah dapat melihat Nabi saw dalam mimpi, dan akan terus meningkat kualitas mimpinya seiring semakin banyaknya shalawat yang dibaca, sampai bisa melihat Nabi saw dalam keadaan terjaga.
Memimpikan Nabi?
Bertemu saat terjaga?
Apa bisa?
Mustahil itu, Rasulullah telah tiada...
Tidak mungkin, bla… bla… bla…
Pertanyaan-pertanyaan serupa adalah lukisan derajatmu di hadapan Nabi, engkau tidak akan tahu bentuk asli bulan dari tangkapan mata, engkau tidak akan faham rasanya menyentuh permukaan bulan, engkau tidak pernah bisa mencium aroma pijakan bulan, karena engkau tidak pernah begitu dekat dengan rembulan, tapi bukan berarti bulan dan segala sifatnya menjadi tidak ada karena ketidakmampuanmu untuk mengaksesnya. Begitu pun dengan baginda Nabi, orang-orang yang sudah berada dalam lingkaran beliau, diberikan hak akses langsung terhadap beliau, maka pejaman mata adalah kebahagiaan terindah baginya, setiap mimpi adalah karunia terbesar untuknya, dan setiap perkumpulan adalah keistimewaan tidak ternilai dunia dan segala isinya.
Di hari agung kelahiran Rasulullah saw ini, kusampaikan kabar gembira untuk kalian wahai para pencinta dan perindu baginda Nabi:
Abu Hurairah r.a. berkata, bahwasanya Rasulullah saw bersabda, "Sungguh akan datang kepada salah satu di antara kalian suatu zaman, dimana mimpi bertemu aku lebih dicintainya daripada apa yang dia miliki, seperti keluarga dan hartanya" (HR. Bukhari).
Nabi Saw bersabda, "Siapa saja yang melihatku dalam mimpi, maka ia telah melihatku secara nyata (hak)”.
Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi r.a., diantaranya hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar, “Siapa saja yang melihatku dalam mimpi, maka ia telah melihatku secara nyata, karena sesungguhnya syaithan tidak dapat menyerupaiku.”
Dalam hadis lain riwayat Abu Hurairah r.a, “Siapa saja yang melihatku dalam mimpi, maka ia telah melihatku secara nyata, karena sesungguhnya syaithan tidak dapat menyerupaiku”.
Diriwayatkan oleh Thariq bin Asyim r.a., Rasulullah Saw bersabda, “Siapa saja yang melihatku dalam mimpi, maka ia akan melihatku dalam keadaan terjaga, dan Syaithan tidak dapat menyerupai."
Anas r.a. Berkata, bahwasanya Rasulullah saw bersabda, "tidak sempurna iman kalian sampai aku lebih dia cintai daripada dirinya sendiri, orang tuanya, anaknya, dan manusia lain seluruhnya." (HR. Bukhari Muslim).
Wahai para pecinta dan perindu baginda Nabi…
Dengan semua keberkahan shalawat yang telah kubaca seumur hidupku, dengan semua keagungan shalawat yang akan kubaca di sisa umur hidupku, aku bermohon pada Allah untuk menghidupkan waktumu (para pembaca) dengan memperbanyak shalawat kepada Nabi, membasahi lisannmu dengan nama Nabi, menerangi pikiranmu dengan cahaya Nabi, dan memeluk erat hatimu dengan kecintaan dan kerinduan kepada Nabi.
Dengan semua keberkahan shalawat yang telah kubaca seumur hidupku, dengan keagungan semua shalawat yang akan kubaca di sisa umur hidupku. Aku bermohon pada Allah agar memasukkannmu ke dalam lingkaran Rasulullah, yang karenanya pejaman matamu adalah kebahagiaan terindah bagimu, setiap mimpimu menjadi karunia terbesar untukmu, dan setiap perkumpulanmu dengan Rasulullah menjadi keistimewaan tidak ternilai angka dan bilangan.
Salam paling indahku untukmu rasulullah, di hari terbaikku karena kelahirmu.
Shalawat terbaikku untukkmu kekasihku, di hari terindahku karena kedatanganmu.
Shalallahu ‘ala Muhammad, shalallahu ‘alaihi wa sallim.
Yogyakarta, sehari sebelum hari kelahiran Nabi
28 Oktober 2020.
Gerry Kun Geia
Read More...09.47 | Labels: Indonesia Bershalawat | 0 Comments
70 Malaikat perlu 1000 hari untuk menulis pahala amalan ini
Imam Abu Nuaim, Imam Tabrani dalam Mu’jamul ausath dan mu’jamul kabir dan beberapa ulama ahli hadis lainnya menyebutkan riwayat dengan sanad yang muttashil kepada sahabat yang bernama Sayidina Abdullah bin Abbas Radhiyalllahu Anhuma dari Rasulullah ﷺ bersabda:” Siapa saja yang membaca selawat ini, maka 70 malaikat akan "letih" untuk mencatat pahalanya sampai 1000 hari
Barangsiapa membaca Jazallahu Anna Sayyidina Muhammadan Sollallahu Alaihi Wa Sallam Ma huwa Ahluhu,70 Malaikat "penat" tulis ganjaran untuknya selama 1000 pagi(maknanya terlampau besar ganjarannya di sisi Allah...Hadith riwayat Ibnu Abbas Rodiyallahu Anhuma dan Imam Tabrani
Jazallahu ‘anna sayyidana muhammadan shallallahu a’laihi wa sallama ma huwa ahluh
Artinya: “Semoga Allah memberikan balasan kebaikan kepada pemimpin kita Nabi Muhammad ﷺ atas jasa-jasa Baginda kepada kita dengan balasan yang selayaknya Baginda terima.”
21.48 | Labels: Indonesia Bershalawat | 0 Comments
Diberikan kunci Surga dan diharamkan dari api neraka, mau?
Read More...
00.43 | Labels: Dzikir | 0 Comments
Ketaqwaan yang Aku Cari, Bukan Kata Kata Basi
Flash cerpen ini adalah kisah fiktif belaka, jika ada kesamaan tokoh, karakter, atau alur, itu semata hanya KESENGAJAAN belaka agar pembacanya sadar.
(♂): "Kau lah belahan hatiku..."
(♀): "maaf, aku bukan tukang jagal pasar yang suka belah-belah organ dalam."
(♂): "Kaulah tulang rusukku yang hilang"
(♀): "nuduh ya? maaf, aku bukanlah pencuri karena tidak pernah merasa mengambil tulang rusuk punya orang."
(♂): "Kaulah hidup dan matiku"
(♀): "Hus...!!! aku bukanlah Tuhan yang memiliki kekuasaan menghidupkan dan mematikan."
(♂): "Kaulah separuh napasku"
(♀): "Enak aja... aku bukan tabung oksigen."
(♂): "Kaulah bidadariku"
(♀): "Whew... emang pernah liat bidadari? maaf aku ini manusia, bukan mahluk gaib."
(♂): "Kau lah..."
(♀):
"sudah cukup... tak usah banyak kata, jika agamamu baik, kenapa pula
kau datangi aku dengan kalimat-kalimat itu, bukannya kau datangi orang
tuaku, maaf... kata-katamu takkan mempu membuka gerbang hatiku,
ketakwaan yang aku cari bukan kata-kata basi..."
(♂): hiks... hiks... T_T
by: Kun Geia
NB: catatan lamaku yang dipindahkan dari dari blog terdahulu yang sudah terhapus: maribershalawat.multiply.com
08.33 | Labels: 2. Cerpen | 2 Comments
Kata Maestro Sastra Indonesia; Ini BENCANA Besar!
Izinkan aku untuk berbagi, karena saat itu tidak semua orang bisa hadir bersama kami, termasuk Anda juga.
09.55 | Labels: 3. Artikel, Pena Kun-Geia | 0 Comments
Wahai Kekasihku
dalam 3 jam kedepan engkau kan melangkah
pergi menjauhiku yang masih disini
menyuguhkan kesepian
menyisakan kesendirian
maka berkabunglah hati karenanya
datanglah kesedihan bersama perpisahan
duhai kekasih yang belum bisa sempurna kubahagiakan
duhai cinta yang hanya sekejapan dalam kebersamaan
akankah kita dipertemukan kembali
bersatu dalam keceriaan dan keberkahan
mengulang ketaatan dalam indahnya malam-malam
mengukir kesabaran dalam untai terangnya siang
kehangatan kita masih terasa dalam dekapan
keintiman kita masih terbayang dalam ingatan
namun engkau sudah sempurna berkemas
siap melangkah tuk pergi dari sisiku
sesaklah dada ini
beratlah beban ini
tapi engkau tak bisa dihentikan
keputusan tak bisa dibantahkan
sungguh aku akan merindukanmu
selalu menunggumu kembali kesisiku
wahai kekasih
wahai tercinta
andaikata Tuhan bersedia mengabulkan
kan kuminta Dia menjadikan seluruh bulan
digantikan oleh dirimu
wahai penghulu seluruh bulan
selamat jalan untukmu penyandang kesucian
selamat jalan bagimu pembawa keagungan
selamat jalan padamu penebar keberkahan
selamat jalan ya ramadhan
terima kasih untuk semua keceriaan
terima kasih untuk semua kehangatan
terima kasih untuk semua kebersamaan
terima kasih untuk semua yang telah kita jalani bersama
wahai kekasihku wahai ramadhanku
janganlah jemu menyebut-nyebut namaku di langit sana
ceritakanlah apa-apa yang telah kita kerjakan bersama
kepada seluruh penduduk alam atas dan alam bawah
serta kepada Raja Yang Bersemayam di Arsy-Nya
kuucapkan salam perpisahan untukmu
dengan alunan tertulus yang bisa kuciptakan
"Allahu Akbar... Allahu Akbar... Allahu Akbar..."
"laa ilaa ha illallahu wa Allahu Akbar..."
"Allahu Akbar wa lillahilham..."
Garut, menjelang kepergian Ramadhan dan kedatangan 1 Syawal
20.21 | | 1 Comments
Proses Kreatif Pembuatan THE LOST JAVA
Dead line penutupan lomba tinggal 1 bulan. “Bukan masalah,” cuapku dengan arogan.
Kubeli kertas karton putih, kemudian kutorehkan tulisan besar dan tebal di karton itu: MENGHAJIKAN ORANG TUA. Setelahnya, kutempel karton itu di dinding kamar yang tepat menghadap tempat tidur, sehingga setiap kali terbangun, aku akan menemui tulisan itu sebagai charger semangat.
Maka, mulailah scouting ide.
Nggak ketemu.
Membaca-baca buku berharap dapat inpirasi.
Nihil.
Kau tak boleh menjadi follower, ciptakan tulisanmu sendiri yang berbeda dengan novelis-novelis yang sudah ada di Indonesia. Begitu ucap batin di sela kekosongan ide.
Suatu ketika, tatkala mengikuti perkuliahan kimia lingkungan di Pascasarjana Kimia UGM, Prof. Eko Sugiharto membahas tentang global warming.
Deal.
Ideku untuk novel yang akan ditulis adalah: GLOBAL WARMING.
Indah nian sketsa alur yang disiapkan Tuhan.
Kusebar SMS ke rekan-rekan di KOMUNITAS PENARI PENA (KPP): Tolong carikan berbagai data mengenai pemanasan global.
Sent to 7 people.
Aku pun mulai membuka laptop dan menulis “ala orang kesetanan”. Maksudnya begini, metodeku menulis adalah dengan menutupkan separuh layar laptop setelah kujalankan microsoft word yang siap ketik, dengan begitu aku tak bisa melihat apa yang kuketik. Sehingga, para hakim, juri, editor, dan komentator di dalam kepalaku, tak bisa menghambat kreativitas aliran tulisanku.
Selanjutnya, kupakai keyboard eksternal untuk mengetik. Gerakan jari-jemari pada ketikanku dibuat secepat mungkin, tanpa ada jeda untuk beristirahat sampai semua yang ingin dituliskan—yang mengendap di dalam isi tempurung kepala—benar-benar kering. Habis. Satu jam, dapat satu bab.
Istirahat.
Mengetik lagi.
Hingga akhirnya, dengan metode itu, kuhabiskan seminggu dan menghasilkan 7 bab.
Pernah suatu hari, selama 24 jam full, tanpa rehat kecuali untuk makan, shalat, dan kebutuhan primer, kerjaanku hanya menulis di dalam kamar. Autis. Tanpa tidur pula. Alhasil dalam 24 jam itu lahirlah hingga 5 bab bagian dari novel THE LOST JAVA.
Setiap kali semangatku mulai menurun, maka segera kulihat tulisan MENGHAJIKAN ORANG TUA di dinding kamar, seketika itu juga aku terlahir kembali dengan semangat menggebu.
Sebelum 3 minggu habis, telah rampung 20 bab.
Selanjutnya, sudah menanti sebuah pekerjaan yang akan lebih menguras otak. Pesanan data-data yang diminta pada KPP sudah berdesakkan di email.
Dibuka.
Dibaca.
Ditelaah satu persatu.
Kemudian, data-data yang kuanggap penting dan akan berpotensi memperseksi novel ini, mulai kucoba untuk diharmonisasikan dengan naskah yang sudah ada menjadi satu kesatuan tubuh cerita yang utuh.
Di minggu ketiga, selesailah pekerjaan menulis naskah novel.
Setelahnya, tibalah waktuku tidur. Adrenalin habis karena dipakai untuk kerja paksa dalam 3 minggu demi 3 kata: MENGHAJIKAN ORANG TUA. Dua hari terlewati tanpa kegiatan kepenulisan.
Kun Geia benar-benar TEPAR.
Kemudian, pekerjaan editing/revisi mulai dilaksanakan. Dalam 5 hari. Naskah sebanyak 200 halaman A4 itu selesai direvisi dari halaman pertama hingga titik terakhir sebanyak 5 kali.
CUKUP! Ucapku waktu itu.
Kukirimkan novelnya pada panitia lomba yang saat itu hanya menyisakan satu hari waktu sebelum penutupan. Naskah THE LOST JAVA dilombakan bersama 2 naskah novelku yang sebelumnya sudah jadi duluan, sekitar 1 tahun lalu: HITAM PUTIH PENANTIAN dan RARA PENGIKHLAS.
Waktu bergulir, penjurian berlangsung.
Dari sekian ratus naskah yang masuk panitia lomba, THE LOST JAVA dan PARA PENGIKHLAS ternyata lolos seleksi hingga 30 besar.
Waktu berlalu, penjurian kembali berlangsung.
Akhirnya, meski tak juara di akhir lomba, tanggal 30 november 2010, THE LOST JAVA menduduki peringkat ke-4. Sayang, hadiah cuma sampai di peringkat ke-3. Dan peringkat ke-4 hanya dapat piagam dan JANJI akan diterbitkan.
Sementara, selesai sampai di situ.
Enam bulan berlalu dari janji penerbitan tanpa ada hasil konkrit. Naskah itu kucabut dari penerbit yang sudah mengiyakan untuk diterbitan.
Novel itu kuikutkan lagi lomba menulis tingkat Nasional di Solo Raya. Tak juara sih, tapi dapat menghargaan sebagai novel dengan ide terbaik dari sekian ratus naskah yang masuk ke panitia lomba. Itu terjadi 24 januari 2011.
Ada lagi lomba tingkat Nasional di Yogyakarta.
Kuikutkan lagi.
Di sini, THE LOST JAVA yang sudah berkali-kali mengalami revisi, ternyata menjadi juaranya.
Alhamdulillah. Diterbitkan.
Bulan bergulir. Aku baru tahu kalau buku itu ternyata diterbitkan indie dan dijual hanya on line saja.
Mengelus dada dan menghela napas panjang....
Kubiarkan THE LOST JAVA mengandap di penerbit itu. Hingga setahun, ya... hasilnya gitu-gitu aja. Tidak banyak orang yang menikmati isinya, tidak banyak orang yang membelinya, atau lebih tepatnya mungkin tidak banyak orang yang tahu bahwa buku itu ada di muka bumi. Tapi, beberapa progres cukup lumayan. Buku ini masuk ke dalam catalogue national library of Australia, display di Amazon.com dan beberapa international online reseller serta nangkring di google book. Beberapa ada yang mengulas di media nasional secara on line. Harian lokal dari Sumatera pun meresensi, hingga tak ketinggalan dikomentari pada blog-blog pribadi.
Dalam kurun 2010 hingga 2012, dengan serius kusempurnakan THE LOST JAVA. Riset yang dilakukan mengenai hal prihal ilmiah yang ditanamkan dalam novel itu menjadi prioritas. Beberapa orang yang (kuanggap) ahli di bidang keilmuan geofisika, komputer, dan statistik, berhasil kugandeng. Bahkan hingga dosen skripsi S1 dulu, turut dimintai bantuan menganai hal ikhwal berbau kimia melalui wawancara.
Dalam kurun waktu itu, kuhitung telah mengkhatamkan novel THE LOST JAVA dalam proses revisi hingga 20 kali. Halamannya pun bertambah dari yang tadinya 200 A4 menjadi 300 A4. Sebanyak kurang lebih 20 penikmat sastra kuberikan naskah itu untuk dikomentari. Termasuk penulis Hafalan Shalat Delisa (meski beliau membacanya, tapi ternyata belum berkenan memberi endorsement karena alasan genre tulisan kita yang berbeda). Alhasil, berdatanganlah saran-saran untuk penguatan di detail setting, karakter tokoh, dan penyempurnaan logika cerita.
Untuk alur dan konflik sudah ok.
Hingga akhirnya aku dipertemukan (dengan orang-orang hebat) dengan IG Press. Mereka menjanjikan untuk membumingkan buku THE LOST JAVA. Setelah mempelajari strategi marketing mereka, hak penerbitan buku ini berpindah tangan.
Indah nian sketsa alur yang disiapkan Tuhan.
Dan, jadilah THE LOST JAVA yang sekarang ada di tangan para pembaca. Tersebar hingga di seluruh toko buku di Indonesia yang terjangkau distribusi IG Press.
Seminggu setelah selesai cetak, buku ini telah terjual hingga 150 eksemplar, padahal ia belum display di toko buku, baru penjualan gerilya. Dan setelah dua hari display, ada satu dua toko buku yang langsung kehabisan stock hingga di gudangnya. Sold out.
Acara-acara bedah buku mulai di gelar. Lombok, Solo Raya, dan menyusul Yogyakarta serta Purwokerto.
Kota-kota lain di Indonesia, tunggu giliran selanjutnya.
Great marketing dari IG Press.
Ada 5 hal yang kugaransikan pada para pembaca dari novel THE LOST JAVA: Alur cepat (menguras adrenalin dengan adegang-adegan penuh ketegangan), Konflik Bertubi-Tubi (mengaduk-aduk emosi), Detail Setting (membawa nyatanya tempat ke kepala pembaca), Sains (menawarkan banyak ilmu pengetahuan), dan tentu saja Romantika Cinta (melengkapi harmonisasi cerita).
THE LOST JAVA dipersiapkan dengan sangat matang, sebagai persembahan dan seorang anak negeri bagi para pemburu novel science fiction dan thriller.
Minggu, 8 Juli 2012
Kun Geia
08.16 | | 1 Comments
Lomba Renensi THE LOST JAVA
- Lomba ini terbuka bagi setiap WNI dan peserta tidak dipungut biaya alias gratis.
- Panjang resensi 5.000-15.000 karakter (termasuk spasi) atau 4-8 halaman.
- Ukuran kertas A4, jenis huruf yang dipakai Times New Roman 12 pt, 1,5 spasi.
- Resensi harus asli karya sendiri.
- Resensi dikirim ke: improvegrowth@gmail.com.
- Karya resensi boleh di-posting di website pribadi, blog, jejaring sosial facebook, dan sejenisnya.
- Lomba ini dibuka mulai tanggal 20 Juli sampai 15 September 2012.
- Resensi diterima paling lambat tanggal 15 September 2012.
- Keputusan juri bersifat mutlak.
- Pemenang akan diumumkan tanggal 1 Oktober 2012 di website: www.ig-press.com, fb: ig press, dan twitter: @ig press.
- Info lebih lanjut silahkan hubungi IG Press di 0274 262 8550 (Salman).
05.30 | Labels: 3. Artikel, Fiksi, lomba, Novel, Pena Kun-Geia, The Lost Java | 0 Comments
The Lost Java - Kun Geia
Bencana mengincar setiap nyawa. Iklim sempurna tak lagi bersinergi dengan bumi. Banjir-banjir mulai berubah status menjadi permanen. Ratusan pulau perlahan tenggelam ditelan luapan air laut. Puluhan juta manusia digiring paksa oleh bencana untuk mengungsi. Terlampau menyeramkan saat menunggu detik-detik mencairnya es di kutub utara dan kutub selatan yang notabene sebagai penyimpan 90% cadangan air di bumi ini. Apakah dunia sudah mengetahui kengerian yang akan terjadi setelahnya?
Puncak bencana akan terjadi ketika panasnya suhu bumi menyebabkan gas metana beku terlepas dari kedalaman es dan laut, padahal ia memiliki kekuatan efek rumah kaca 25 kali lebih hebat dari karbon dioksida. inilah ancaman utama yang akan menghancurkan! Bencana Paleocene Eocene Thermal Maximum yang terjadi 55 juta tahun yang lalu akan terulang kembali. Bencana apakah itu? Itulah saat dimana seluruh permukaan bumi membeku tertutup lapisan es tebal dan setelahnya hanya akan tersisa dua kata saja dari sejarah keberadaan manusia: KEPUNAHAN MASAL.
Sekelompok ilmuwan terbaik dari seluruh dunia berkumpul untuk mencari solusi dari semua kekacauan, di dalam sebuah lab rahasia mereka meneliti nuklir, atmosfer dan es untuk menyelamatkan bumi dari cengkraman awal kehancuran. Setelah 35 tahun melakukan penelitian, Garuda Putih Laboratory akhirnya dapat menyelesaikan formula yang akan dibawa dalam misi WAR (Warriors of Antartic). Lima ilmuwan terbaik dari Indonesia, India, Iran, dan Amerika berangkat menuju atap tertinggi Kutub Selatan, puncak Gunung Vinson Massif. Tujuan mereka satu, menyelamatkan umat manusia dari kepunahan massal.
Selama ekspedisi, badai es beberapa kali mengamuk, oksigen minim pada ketinggian, dan suhu -45° C menyengat dengan dinginnya. Longsor es mengincar setiap saat, tebing-tebing tinggi sulit untuk dilewati, hingga jurang curam menganga untuk disebrangi. Namun, dari semua itu, ada hal lain yang jauh lebih mengancam keselamatan tim WAR. Di belakang mereka, sebuah organisasi bawah tanah kliber internasional yang terkenal kejam dan brutal menaiki Gunung Vinson Massif dari jalur daki yang lain. Tujuan mereka satu, merampas formula dari tim WAR dan menggunakannya untuk menguasai dunia demi satu pemerintahan, The New World Order.
Petualangan novel bergenre science-thriller fiction ini menyajikan tiga komponen yang digarap dengan serius berupa “sisi keilmuan” yang dipadukan dengan adegan-adegan “pemicu adrenalin” yang menyedot habis “rasa penasaran” pembaca di setiap akhir babnya. Dan tentu saja disempurnakan dengan “romantika cinta” yang dibingkai apik dalam konflik yang bertubi-tubi. The Lost Java lebih dari sekedar novel Sci-Fi. Ceritanya dipersiapkan dengan matang. Jadilah alur dalam buku ini penuh dengan jalinan yang syarat ketegangan, menyuguhkan kepuasan tersendiri bagi para pemburu bacaan thriller.
[Kun Geia] Read More...
09.41 | Labels: 5. Resensi, Fiksi, Novel, Pena Kun-Geia | 0 Comments
- 1. Puisi (89)
- 12 rabiul awal (1)
- 2. Cerpen (61)
- 3. Artikel (30)
- 4. Pena Laboratory (4)
- 5. Resensi (7)
- 6. Download (2)
- Dzikir (1)
- Fiksi (2)
- Indonesia Bershalawat (5)
- lomba (2)
- muaulid (1)
- Muhammad (1)
- Novel (2)
- Pena Chiaki (1)
- Pena Choop (4)
- Pena Depiyh (15)
- PENA Kahlil Gibran (3)
- Pena Kun Geia (1)
- Pena Kun-Geia (153)
- Pena Langit Senja (7)
- Pena Lies (5)
- Pena Mei (7)
- Pena Sashca (5)
- PENA Tere-Liye (4)
- Rasulullah (1)
- The Lost Java (1)
Arsip
- November 2020 (4)
- Oktober 2020 (1)
- Agustus 2019 (2)
- Februari 2015 (1)
- Mei 2013 (1)
- Agustus 2012 (1)
- Juli 2012 (2)
- Juni 2012 (1)
- April 2012 (2)
- Desember 2010 (1)
- Agustus 2010 (2)
- Juli 2010 (7)
- Juni 2010 (1)
- Mei 2010 (1)
- April 2010 (2)
- Maret 2010 (5)
- Februari 2010 (6)
- Januari 2010 (1)
- Oktober 2009 (3)
- September 2009 (6)
- Agustus 2009 (16)
- Juli 2009 (15)
- Juni 2009 (8)
- Mei 2009 (7)
- April 2009 (26)
- Maret 2009 (15)
- Februari 2009 (34)
- Januari 2009 (22)
- Desember 2008 (1)
- November 2008 (6)
- Oktober 2008 (19)