"Silahkan mengutip sebagian atau seluruh tulisan di blog ini dengan SYARAT mencantumkan penaripena.blogspot.com"

belum berjudul

“Buta ya!!! Nabrak orang sembarangan!!!!” Tumbukan lemah menghentikan langkahku keluar dari gerbang bar yang semalam kusinggahi.
“Maaf, saya memang buta Mas….” Gadis manis itu meraba sekitarnya dengan gagap. Selintas terusik benakku ketika memandangnya. Tapi itu tak berlangsung lama, aku masih setengah sadar dari teler. Cara jalanku yang sempoyongan rupanya tak disadari gadis itu dan dikiranya dia yang menabrakku. Kupandangi wajahnya, ayu sekali, perlahan dahinya berkerut. Mungkin bau wine masih menguar dari mulut dan tubuhku. Sembari terpana aku beranjak, ah sudahlah, masa mesti malak orang buta, belum tentu dia punya duit. Aku melenggang santai ketika tanganku diraihnya. Hey….diraih?? bukannya dia buta??
“Maaf, apa Mas terluka??” Kukibas tangannya, “Aku tak apa” kulirik mata kosongnya, “cemaskan saja dirimu…” cengkeramannya tak mau lepas, “Maaf, saya rasa, Ibumu sedang sakit Mas…” Aku bingung, ‘ibu?’ gadis ini sinting apa aku yang tak waras? Kepalaku berdenyut-denyut, akh….wine semalam lebih keras dari biasanya. Kutoleh gadis buta yang melangkah pergi begitu kutinggalkan ia, aku tak punya niat buat bertanya apa maksud kata-katanya barusan, otakku sudah terlalu penat buat berpikir.
***
Geragapan aku bangun di sela bantal basah penuh keringat kamar apartemenku. Handphone yang tergeletak tak jauh dari ranjang bergetar tak henti, kuraih lalu kudekatkan ke telinga tanpa melihat siapa nama peneleponnya.
“Alo…?”
“Hallo Gi?? Kamu dimana? Gi, ibu kritis…mungkin akan segera dijemput, kau bisa kemari? Beliau pesan supaya…”
“Aku kesana…!” Serabutan kuraih kunci mobil dan bergegas keluar, tak peduli seperti apa penampilanku sekarang. Pulang!!

Read More...