"Silahkan mengutip sebagian atau seluruh tulisan di blog ini dengan SYARAT mencantumkan penaripena.blogspot.com"

Besok ini dan selamanya

Purwokerto, 19 November 2008
Atas nama: Murid_Penantian
Kosong…

Mesin kepala terus menderu
Berputar menghitung akal

Lepas…
Sari pati hati berkata
“Harimu semakin dekat”

Tertawa ku tertawa
Bersuka dalam rasa
Bersama bidadari
Yang namanya mengkristal dihati

Kau terkenang saat ini,
Saat ini saat hari kemarin,
Hari kemarin ini hari besok
Besok ini dan selamanya.

Read More...

Ciuman Pertama

Itulah tegukan pertama dari cawan yang telah diisi oleh para dewa dari air pancuran cinta.
Itulah batas antara kebimbangan yang menghiburkan dan menyedihkan hati dengan takdir yang mengisinya dengan kebahagiaan.
Itulah baris pembuka dari suatu puisi kehidupan , bab pertama dari suatu novel tentang manusia.
Itulah tali yang menghubungkan pengasingan masa lalu dengan kejayaan masa depan.
Ciuman pertama menyatukan keheningan perasaan-perasaan dengan nyanyian- nyanyiannya.
Itulah satu kata yang diucapkan oleh sepasang bibir yang menyatukan hati sebagai
singgahsana, cinta sebagai raja, kesetiaan sebagai mahkota.

Itulah sentuhan lembut yang mengungkapkan bagaimana jari-jemari angin mencumbui mulut bunga mawar, mempesonakan desah nafas kenikmatan panjang dan rintihan manis nan lirih.
Itulah permulaan getaran-getaran yang memisahkan kekasih dari dunia ruang dan matra dan membawa mereka kepada ilham dan impian-impian.

Ia memadukan taman bunga berbentuk bintang-bintang dengan bunga buah delima, menyatukan dua aroma untuk melahirkan jiwa ketiga.

Jika pandangan pertama adalah seperti benih yang ditaburkan para dewa di ladang hati manusia, maka ciuman pertama mengungkapkan bunga pertama yang mekar pada ranting pohon cabang pertama kehidupan.

~ Kahlil Gibran ~

Read More...

Bagaimana Seorang Editor Menilai Sebuah Naskah?

Editor atau redaktur adalah pembaca pertama naskah yang dikirimkan kepadanya. Ia membaca karya pengarang. Sebagai seorang pembaca, ia tidak hanya sekedar membaca, tetapi juga menilai dan mempertimbangkan apakah karangan ini pantas dan berguna bagi pembaca?

Pada hakikatnya naskah yang masuk mempunyai dua ciri:
(1) naskah yang ditulis penulis amatir dan
(2) naskah yang ditulis pengarang profesional.

Kebanyakan naskah yang diterima editor manapun di atas bumi ini berasal dari penulis amatir ketimbang penulis profesional. Kaum amatir mungkin saja berprofesi guru, penatar, dan sebagainya, namun cara penulisannya masih “mentah” atau meniru-niru gaya penulis lain sehingga tidak orisinil. Editor yang terlatih sangat tangkas, mengenali tulisan semacam ini. Bahkan ada editor yang mengatakan bahwa ia menerima naskah dari kelompok amatir (90%) dan dari kelompok profesional (10%).

Penulis amatir umumnya miskin argumentasi dan kurang memperhatikan sistematika penulisan (apakah untuk mass media ataukah untuk bidang sendiri). Sulitnya, justru yang 10% itulah yang menjadi tumpuan harapan editor untuk memperoleh karangan yang baik dan memenuhi syarat dari segi isi dan bentuk.

Penerbit surat kabar atau majalah mempunyai cara sendiri untuk memproses naskah yang diterimanya. Setiap penerbit mempunyai “house-style” yang berlaku di penerbitnya. Naskah yang masuk ke sekretariat diteruskan kepada “pembaca” pertama dan kemudian diserahkan kepada editor yang bertanggung jawab pemuatannya (setelah diseleksi). Pengarang yang profesional berharap sesuatu dari karangannya, begitu juga editor yang profesional berharap sesuatu dari karangan yang diterbitkannya.

Nah, jelasnya, mengapa sebuah karangan dikembalikan?
•Karangan tersebut tidak cocok dengan misi media bersangkutan atau terlalu bersifat menggurui.
•Karangan tersebut mirip-mirip dengan karangan yang telah pernah dimuat.
•Terlalu panjang untuk topik tertentu atau mungkin juga terlalu pendek.
•Kalau menyangkut karangan kreatif, mungkin tulisan tersebut terlalu lemah dari segi karakter (tokoh), plot maupun atmosfer pada bagian-bagian tertentu karangan tersebut.
•Terlalu sarat dengan teori yang mungkin melelahkan pembaca atau berbau propaganda yang tidak disenangi pembaca.
•Tulisannya tidak rapi atau sukar dibaca

Alangkah bijaksananya jika penulis belajar dari kesalahan itu dan berusaha untuk berbuat yang lebih baik lagi. Untuk itu jika naskah dikembalikan, maka ada beberapa hal yang harus Anda lakukan:
a. Arsipkan naskah itu (jangan dibuang).
b. Konsultasikan dengan penulis profesional tentang letak kekurangannya.
c. Perbaiki dan ketik lagi, kirim ke media lain.

Media yang telah bonafide, kadang menyertakan keterangan singkat tentang penyebab artikel Anda dikembalikan. Untuk itu Anda tinggal memperbaikinya dan mengirim ke media lain yang visinya sesuai untuk artikel itu. Namun keterangan singkat itu kadang membingungkan karena formatnya telah jadi dan redaksi kadang dengan seenaknya menilai artikel kita dengan format itu. Hal itu terjadi karena begitu banyak artikel yang dikirim penulis dan redaksi tidak ada waktu banyak untuk membaca seluruhnya, hanya artikel yang berkualitas yang akan diambil redaksi.

Menyikapi Artikel yang Tidak Dikembalikan
Semua penulis berharap artikelnya diterbitkan atau paling tidak dikembalikan jika tidak diterbitkan. Kenyataannya, jangankan diterbitkan, dikembalikan pun tidak.

Mengantisipasi hal tersebut, penulis sebaiknya mengarsipkan dalam komputernya atau artikel itu difoto copy sebelum dikirim. Jika tidak diterbitkan dan redaksi tidak mengembalikannya, naskah Anda bisa diketik atau diprint lagi untuk dikirim ke media lain.

Berapa lamakah memastikan artikel itu tidak akan diterbitkan? Hal ini sangat variatif. Untuk surat kabar harian biasanya antara seminggu hingga dua minggu dari semenjak dikirim; untuk tabloid (mingguan), biasanya antara dua minggu hingga sebulan dari semenjak dikirim. Untuk media cetak bulanan seperti majalah, biasanya antara dua hingga empat bulan dari semenjak dikirim.Untuk itu jika dalam jangka waktu tersebut artilel Anda tidak juga diterbitkan, maka naskah Anda boleh diketik lagi atau diprint lagi dan kirim ke media cetak lain.

Jangka waktu yang kami sebutkan itu bukanlah hal baku, hal itu hanya menurut rata-rata saja dari pengalaman kami. Kadang ada artikel yang setelah satu tahun baru diterbitkan.
___________
sumber : PenulisSukses by Abu AlGhifari
Jul 17

Read More...

MADRASAH PENA Pelajaran 2

Ketemu lagi di madrasah pena, kini kita akan beranjak pada pelajaran 2.
Satu cara untuk melahirkan kreativitas adalah dengan menulis bebas yang mengharuskanmu duduk selama waktu tertentu (biasanya sepuluh menit) dan menulis tanpa henti. Kamu dapat menulis apa saja yang ada dibenakmu, mimpi semalam, atau apapun yang menurutmu memang ingin kamu tulis, intinya adalah menggerakkan roda.

Duduk dan mulailah menulis apasaja yang merayap turun dilenganmu, melalui ujung jari-jemarimu, ke halaman kertas. Jangan berhenti, paling tidak selama sepuluh menit. Terus gerakkan tanganmu walaupun kamu tidak dapat memikirkan apapun untuk ditulis kecuali ”mengapa saya menulis ini?” atau “tidak terpikir, tidak terpikir, tidak terpikir” berulang-ulang.

Contoh:

Seperti kebanyakan orang yang telah lama menimba ilmunya di dalam sebuah miniatur negara bernama kampus, hari ini akupun demikian, dihadapan para pengajar dan birokrasi kampus yang selama lima tahun tiga bulan kudiami dengan sabar, aku diberikan sebuah terusan dari nama belakangku, mereka menyebutnya sarjana sains.

Buah dari penantian panjang itu akhirnya terakhiri jua, namun benarkah semua telah berakhir, benarkah pena sudah kering untuk ditulisakan sedang kertas-kertas sudah habis digulungkan dan gairah menuntut ilmu telah menguap? Tidak… ketika semua orang yang ada disana tertawa bahagia atas terusan nama di belakang mereka, tidak halnya denganku, sejenak memang terusan nama itu terdengar gagah dan membanggakan, namun lihatlah apa yang sebenarnya disandingkan pada pundak setelah terusan itu menguntit namamu? Ketika acara pelantikan itu… hatiku benar-benar dibuat bergetar, bulu romaku berdiri dan air mata berlinang menggenang hingga hendak melonjak dari sudut mata, tahu kenapa? Bukan karena ku terlalu bahagia, bukan karena ku terlalu… ah… apalah itu yang jelas aku sungguh ngeri mendengar ucapan dari ketua sidang yudisium sarjana strata satu ketika itu:

“dengan ini maka saya resmikan saudara menjadi sarjana sains strata satu dengan berbagai hak dan kewajiban yang melekat didalamnya”

Itulah…. Kalimat itulah yang membuat sekujur tubuhku bergetar dan senyum seolah terenggut dari air mukaku, pada kalimat terakhirlah hal itu terjadi, bersama dengan melekatnya hak dan kewajiban didalamnya, kewajiban yang mana… apa yang harus aku lakukan selanjutnya… apa sangsinya jika aku mangkir, kepada siapa pertanggungjawaban kewajiban itu… atas dasar apa aku diberikan kewajiban, untuk siapa hasil kewajiban itu, dan terus… dan terus… terus… terus… hingga batin ini berteriak keras di lubuk hatinya yang terdalam atas nama kengerian kewajiban yang dilekatkan dibelakang namaku sebagai sarjana sains…

Ah… aku tak patut mencemaskan terlebih menakutkan apa yang masih gaib dari pandang dan rasaku, sejenak akupun terpekur dalam renung, kini gerbang dunia sesungguhnya mulai dibukakan, dunia yang sudah menunggu karya-karyaku, dunia yang merindukan tangan-tangan kebaikan bagi seluruh umat, ah… aku datang wahai dunia… aku telah siap dengan berjuta wahai dunia… dan akupun tak tahu lagi bagaimana mengungkapkan apa yang aku alami hari ini dalam yudisium sarjana strata satu kimia MIPA Universitas Jenderal Soedirman.
Selamat berjuang wahai S.Si. buat dunia bangga dan langit tertawa dalam kekagumannya pada karya-karyamu.

Purwokerto 19 november 2008
20.00

Read More...

Sakti-Sakti- Orang2 Ini Sakti Sekali...

Nov 7, '08 1:55 AM


di pedalaman dayak, nongkrong di perahu, berhiliran ke pedalaman hutan, ada belasan burung belibis terbang di atas kepala.. jaraknya dgn perahu sekitar 20 meter, mereka terbang dgn ketinggian adalah 5 meter.. yg mengendalikan perahu tiba2 berdiri.. menunjukkan tangannya lurus2, telunjuknya mengarah.. "zettt!" halus sekali suaranya, dan entah kenapa seekor belibis yg montok sudah terjungkal dari udara.. jatuh ke sungai.. tuh pengendali perahu santai sekali mendayung mendekati belibis yg jatuh.. mengambilnya, menaikkannya ke atas perahu, "buat makan nanti malam" tertawa... sy? buka mulut saja nggak sempat saking kagetnya, apalagi buat moto...

di salah satu desa yg eksotis.. juga masih di kalimantan ini.. di mana sungai2 besar bertemu.. di mana banyak elang meluncur menyambar ikan2.. rumah2 panjang dr kayu.. pas pulang shalat jum'at... hujan derass... sial! tdk bawa payung.. orang2 yg juga lupa bawa payung terpaksa ikut menunggu di selasar masjid kayu (memang lg musim hujan).. beberapa menit kemudian, salah satu sesepuh kampung keluar dr masjid.. maka yg lain berdempet2 ikut.. hah? hujan deras ini.. gila mereka.. basah kuyup tahu.. tapi sedetik berlalu, nyaman kali bapak2 itu melangkah.. menerobos berlarik2 air hujan.. juga sekerumunan orang di sekitarnya yg ikut jalan.. astaga!! ternyata hanya sy sendirian yg tinggal di bawah selasar masjid.. menatap bego!

ada tukang kayu yg sakti sekali.. yg saat mendirikan rumah dia tidak butuh martil.. karena paku2 baja dilesakkan ke dalam kayu hanya dgn jempolnya saja.. ada teman perjalanan yg tdk butuh senter ketika malam.. dia bahkan bisa berlari di semak belukar sama baiknya dgn kalo sy lari pas siang bolong... ada orang misterius sekali, hari ini ketemu di kota x, tp disaat yg bersamaan, teman satunya bilang tuh orang lg ketemu sama dia di kota y...

Aarggggggg.. nih orang sakti2 sekali ya? di mana sih sekolahannya?


by: Tere-Liye At http://darwisdarwis.multiply.com

Read More...

The Power of Love

Purwokerto 07/11/08 23.45
Atas Nama Murid_Penantian


Mungkin jiwanya sedang dihinggapi ‘the miraculous power of love’, hingga dia sejenak bisa mengepakkan sayap cintanya, karena disisinya ada seorang kekasih yang agung. Aku telah membukakan cakrawala pandangannya dengan sinarku dan membeberkan arti rahasia cintanku yang sejati lewat pelukan mataku. Aku telah membuka semua pintu hatinya dan menyinari relung-relung sisi gelapnya. Apakah dia sedang memainkan sebuah drama, disaat cinta, keindahan dan air mata dipertunjukkan?

Dia tak tahu kenapa ini terjadi, dia merasakan tangan gaib menarinya kepadaku, namun semuanya itu tidak akan berlangsung lama. Dia merasakan sebentar lagi prahara yang menyeramkan akan merampas cinta kami dan mencekiknya disaat cinta itu mulai tumbuh, dia akan mengalami masa dukacita yang mencekam yang tertanam bagai benih dalam hatinya dan itu akan menyulamkan jaring-jaring keputusasaan di sekeliling hatinya.

Sekarang kepedihan yang aneh tiba-tiba menusuk hatinya, hari-harinya berlalu bagaikan hantu yang berjalan tanpa bekas.

Saat ini dia selalu memberikan senyum yang manis dibibir tapi batinnya sedang takut dan mungkin itulah senyum yang disebutkan bertirai nestapa, dia tak kuasa menahan jeritan nurani dan tuntutan kalbu. Rasanya dia ingin terus menangis, mungkin menangis adalah salah satu eksresi pembebasan dari keresahan dan ketertekanan dan ar mata adalah sarana pencucian jiwa yang terkurung dalam luka dan kepedihan. Harus diakui bahwa cinta yang suci dengan air mata akan senantiasa suci dan indah.

Tapi biarlah semua itu terjadi, itu adalah kehendak-Nya, dia itu milik-Nya, aku adalah milik-Nya. Biarlah perpisahan ini nanti seperti api yang melebur batangan emas dan membuatnya menjadi lebih berharga.

Cintanya tak harus meemilikiku. Dia akan menungguku di surga untuk dijadikan kekasih abadinya. Semoga aku selalu mengingatnya seperti ingatan seorang ibu pada anaknya yang meninggal sebelum ia sempat melihat cahaya.

Inilah yang disebut ‘the power of love’.

"Silahkan mengutip sebagian atau seluruh tulisan dengan SYARAT mencantumkan penaripena.blogspot.com"


Read More...